Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Kesalahan DPRD di Pembahasan APBD Jakarta

image-gnews
Wakil Ketua DPRD DKI Abraham 'Lulung' Lunggana meluapkan emosinya usai kisruh saat rapat Mediasi dan Klarifikasi Mengenai Evaluasi RAPERDA/APBD DKI Jakarta Tahun Anggaran 2015 di Kantor Kemendagri, Jakarta, 5 Maret 2015. Rapat yang digelar terkait kisruh antara Ahok dengan DPRD DKI Jakarta dalam RAPBD DKI Jakarta 2015 berakhir ricuh dan belum ada penyelesaian. Tempo/M IQBAL ICHSAN
Wakil Ketua DPRD DKI Abraham 'Lulung' Lunggana meluapkan emosinya usai kisruh saat rapat Mediasi dan Klarifikasi Mengenai Evaluasi RAPERDA/APBD DKI Jakarta Tahun Anggaran 2015 di Kantor Kemendagri, Jakarta, 5 Maret 2015. Rapat yang digelar terkait kisruh antara Ahok dengan DPRD DKI Jakarta dalam RAPBD DKI Jakarta 2015 berakhir ricuh dan belum ada penyelesaian. Tempo/M IQBAL ICHSAN
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Ada lima kesalahan besar yang dilakukan DPRD DKI Jakarta dalam membahas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2015. "Pembahasannya tidak terbuka dan  bukan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, tapi kepentingan elit," kata Sekretaris Jenderal Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Yenny Sucipto melalui siaran pers yang diterima, Jumat, 6 Maret 2015.

Menurut Yenny kekeliruan itu menjadi penyebab utama munculnya dana siluman senilai Rp 12,1 triliun dalam APBD DKI. Sikap ngotot DPRD ini juga dianggap sebagai penyebab utama deadlock pengesahan APBD DKI Jakarta untuk tahun anggaran 2015 yang dibahas dalam mediasi bersama Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama di kantor Kementerian Dalam Negeri, Kamis 5 Maret 2015. Berikut lima kritik Fitra terhadap DPRD dalam pembahasan APBD DKI Jakarta.

1. Mengabaikan Amanat Konstitusi

DPRD Jakarta, kata Yenny,  melanggar UUD 1945 Pasal 23 ayat 1 karena lebih mementingkan kepentingan kelompok dibandingkan mengedepankan transparansi dan kemakmuran rakyat. Mereka juga melanggar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD pasal 317. Sesuai undang-undang ini, DPRD hanya berwenang membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi yang diajukan oleh Gubernur. “Kenyataannya DPRD membahas dan menyetujui APBD.”

DPRD DKI Jakarta juga melanggar Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah pasal 99 karena DPRD membahas dan menyetujui APBD. Padahal seharusnya kewenangan DPRD hanya melakukan pembahasan untuk persetujuan bersama terhadap rancangan Perda Provinsi tentang APBD provinsi yang diajukan oleh Gubernur. DPRD juga melanggar tata tertib DPRD DKI Jakarta 2014 yang mengatur kewenangan parlemen daerah hanya sebatas membahas dan menyetujui usulan APBD dari Gubernur.

2. Politisasi Hak Angket.

Yenny mengatakan pengajuan hak angket yang dilakukan DPRD DKI Jakarta cenderung dipolitisasi karena tidak berdasarkan bukti kuat adanya pelanggaran pidana ataupun merugikan keuangan negara. Hak angket juga diduga digalang oleh segelintir anggota DPRD dan tidak mencerminkan kebijakan partai politik.

Politisasi ini terbukti dengan kebijakan sejumlah partai seperti NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa untuk mundur dari hak angket. “Niat dan tujuan hak angket lebih bermotif politik ketimbang menegakkan transparansi dan akuntabilitas,” ujar Yenny.  Secara kapasitas, Fitra menilai DPRD belum mempunyai kewenangan untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu kebijakan. Biasanya penyelidikan dilakukan oleh penegek hukum.

3. Dana Siluman Bukan Aspirasi Rakyat

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Fitra menduga munculnya dana siluman dalam APBD DKI Jakarta muncul dari kongkalikong politikus dengan pengusaha hitam. Kerja sama itu sudah terjalin lama dan menjadi oligarki. “Ini adalah potensi korupsi.”  Analisis Fitra menemukan dalam anggaran versi DPRD, usulan program tidak mencerminkan pemenuhan aspirasi masyarakat. Sebagian besar program lebih berbentuk pengadaan yang merupakan bukti nyata orientasi proyek. Dana siluman itu lebih banyak muncul dalam anggaran untuk Dinas Pendidikan melebihi pagu sebesar Rp 5,3 triliun. Usulan dana siluman dari DPRD ini tercatat tanpa kode mata anggaran dan kode rekening.

4. Lebih Mengutamakan Kepentingan Kelompok

Dari sejumlah program yang diusulkan, Fitra menduga DPRD lebih mengutamakan kepentingan kelompok dibandingkan kepentingan rakyat. Hal ini terlihat dari tak adanya itikad baik DPRD untuk menyelesaikan konflik dengan Ahok saat berlangsungnya mediasi. “DPRD justru memperkeruh suasana, dan mengeluarkan sikap yang bertentangan dengan kode etik.” ujar Yenny.

5. DPRD Lemah Mengawasi Anggaran

Yenny mengatakan selama ini DPRD tak menunjukkan kinerja bagus dalam pengawasan anggara. DPRD justru menggunakan kewenangan penganggaran yang kebablasan. Padahal menurut Yenny, wewenang dan tugas DPRD ini sudah diatur dengan tegas dalam Undang Undang MD3 yaitu melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi. “Dalam proses ini, DPRD seharusnya mengarahkan politik anggaran yang berpihak kepada rakyat,” ujar Yenny.

Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana atau yang biasa dipanggil Haji Lulung, membantah tuduhan miring terhadap lembaganya. Menurutnya, semua tudingan adanya dana siluman hingga Rp 12,1 triliun tidak benar. Itu upaya fitnah semata dari Gubernur Jakarta Basuki Purnama dengan tujuan mencari pencitraan dan popularitas semata.  "Ngomongnya ngaco, banyak yang harus dilurusin," ujarnya.

DPRD Jakarta akan melaporkan Basuki alias Ahok ke penegak hukum, terkait empat kesalahan. Yakni soal etika dan norma, soal penghinaan terhadap lembaga dan anggota DPRD DKI Jakarta, soal dugaan pemalsuan dokumen APBD DKI Jakarta 2015 dan dugaan suap kepada Ketua DPRD DKI Jakarta.

IRA GUSLINA SUFA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anies Bicara Kemungkinan Duet dengan Ahok di Pilgub Jakarta

9 jam lalu

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tertawa bersama dengan Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) usai hadiri acara pelantikan anggota DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Anies Bicara Kemungkinan Duet dengan Ahok di Pilgub Jakarta

Anies mengaku banyak mendapat aspirasi dari warga untuk mendorong kembali dirinya mencalonkan diri di Pilgub Jakarta 2024.


Hasto PDIP Bilang Begini soal Peluang Duet Ahok-Anies di Pilgub DKI Jakarta

16 jam lalu

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto di acara halalbihalal sekaligus pembubaran Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Hasto PDIP Bilang Begini soal Peluang Duet Ahok-Anies di Pilgub DKI Jakarta

Nama Ahok dan Anies digadang-gadang untuk maju di Pilgub DKI Jakarta. Apa kata Hasto PDIP?


Ahok dan Anies Digadang-gadang Maju Lagi, Demokrat Berharap Pilkada Jakarta Tidak Panas Seperti Dulu

17 jam lalu

Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono usai melakukan tes terhadap calon wali kota Jakarta Utara di DPRD DKI, 16 Februari 2021. Tempo/Imam Hamdi
Ahok dan Anies Digadang-gadang Maju Lagi, Demokrat Berharap Pilkada Jakarta Tidak Panas Seperti Dulu

Demokrat tidak mempermasalahkan majunya kembali Anies Baswedan maupun Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada Jakarta.


Kembali Aktif Ngonten di Akun YouTube Pribadinya, Apa Saja yang Dibicarakan Ahok?

18 jam lalu

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memberikan keterangan kepada awak usai menghadiri deklarasi Ahokers untuk calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Deklarasi itu dilaksanakan di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud TKRPP, Jl Diponegoro 72, Jakarta Pusat, pada Ahad, 4 Februari 2024.  Tempo/ Adil Al Hasan
Kembali Aktif Ngonten di Akun YouTube Pribadinya, Apa Saja yang Dibicarakan Ahok?

Ahok kembali aktif di akun YouTube pribadinya dengan membuat konten yang membahas permasalah di Jakarta hingga sosok pemimpin yang ideal.


Peluang Duet Ahok-Anies di Pilgub DKI Jakarta 2024

18 jam lalu

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat mengobrol saat usai acara pelantikan anggota DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Peluang Duet Ahok-Anies di Pilgub DKI Jakarta 2024

Nama Ahok dan Anies masuk dalam bursa calon gubernur Pilkada DKI Jakarta 2024. Bahkan keduanya disandingkan sebagai duet Ahok-Anies.


Kata Ahok soal Namanya Muncul di Bursa Pilgub DKI Jakarta

1 hari lalu

Politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan orasi politiknya dalam acara Ahokers Bareng Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024. Relawan Ahokers resmi mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024. ANTARA/Aprillio Akbar
Kata Ahok soal Namanya Muncul di Bursa Pilgub DKI Jakarta

Politikus PDIP menyebut empat nama yang berpotensi maju di cagub DKI Jakarta. Ada nama Ahok.


Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

4 hari lalu

Contoh notifikasi penonaktifan NIK KTP DKI bagi warga yang tidak lagi berdomisili di wilayah Jakarta. Tempo/Mutia Yuantisya
Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.


Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

4 hari lalu

Calon Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan pemaparannya pada debat putaran ke-2, di hotel Bidakara, Jakarta, 12 April 2017. TEMPO/Maria Fransisca (magang)
Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.


Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

5 hari lalu

Wakil presiden terpilih GIbran Rakabuming Raka saat wawancara dengan wartawan seusai menghadiri Rapat Pleno Penetapan Kursi dan Calon Terpilih Anggota DPRD Kota Solo di Kantor KPU Solo, Jawa Tengah, Kamis, 2 Mei 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.


4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

7 hari lalu

Seorang pemilih melakukan pencoblosan surat suara di bilik suara saat simulasi pemungutan suara Pilkada Serentak 2020 di Kantor KPU, Jakarta, 22 Juli 2020. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar simulasi pemungutan suara dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat sebagai upaya pencegahan COVID-19 dalam Pilkada Serentak 2020 yang digelar pada 9 Desember 2020 mendatang. TEMPO/M Taufan Rengganis
4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?