TEMPO.CO, Jakarta - Sepak terjang Komisi Pemberantasan Korupsi di bawah pelaksana tugas Ketua KPK Taufiequrachman Ruki menuai kekecewaan panjang para aktivis antikorupsi. Salah satu yang kecewa KPK di bawah kepemimpinan Ruki adalah putri pertama mantan presiden Abdurrahaman Wahid, Alissa Wahid.
"Pak Ruki harus ditindak untuk sikapnya," ujar Alissa di sela peringatan Hari Perempuan Internasional di Kota Yogyakarta, Ahad, 8 Maret 2015.
Sikap Ruki sejak ditunjuk Presiden Joko Widodo menggantikan Abraham Samad dinilai terkesan propolisi. Khususnya dalam penanganan kasus dugaan korupsi Komisaris Jenderal Budi Gunawan.
Pernyataan dan langkah Ruki memicu serentetan kekecewaan kalangan aktivis antikorupsi. Dari menyatakan KPK kalah sampai pelimpahan kasus Budi Gunawan ke Kejaksaan Agung.
Alissa mengaku tak tahu tindakan apa dari Presiden yang layak untuk Ruki. "Terserah apa, yang penting beliau bisa kembali lurus," ujarnya. Ruki, yang berasal dari kalangan polisi, dianggap berisiko dan sangat rentan konflik kepentingan dalam menangani kasus Budi Gunawan.
Dalam dialog bersama ratusan aktivis perempuan di Yogyakarta itu, Alissa bersemangat membeberkan sejumlah perkembangan terakhir gerakan sipil dalam penyelamatan pemberantasan korupsi. Alissa menduga pembiaran dan sikap diam Presiden Jokowi di tengah masifnya kriminalisasi terhadap berbagai elemen yang getol menyerukan pemberantasan korupsi ada sebabnya. "Kami menduga Presiden mendapat banyak informasi yang salah," ucapnya.
Namun, tutur Alissa, seruwet apa pun konflik kepentingan di sekitarnya, sebagai kepala negara, Jokowi harus bertindak tegas untuk menghentikan upaya kriminalisasi. "Presiden harus tegas. Jangan sampai perintahnya ditentang. Hanya beliau yang bisa memutuskan," ujar Alissa.
PRIBADI WICAKSONO