TEMPO.CO, Jakarta - Satu keluarga asal Dusun Sindang, Desa/Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, ditangkap aparat Turki. Mereka merupakan bagian dari 16 WNI yang ditangkap karena kedapatan mencoba menyeberang ke Suriah dengan jalur yang sering digunakan simpatisan militan negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Empat orang WNI asal Rancah bernama Daeng Stanzah, 31 tahun, istrinya Ifah Syarifah (30), dan dua anaknya masing-masing Ishaq (6) dan Asiyah Mujahidah (5).
Karmi, ibunda Ifah, mengalami gangguan jiwa. "Sakitnya sudah lama," kata Euis Herawati, Kepala Dusun Sindang, Desa/Kecamatan Rancah, saat ditemui Selasa sore, 17 Maret 2015.
Menurut dia, terkadang perkataan Karmi tidak nyambung. Jika kondisi kejiwaannya agak baik, Karmi bisa diajak berbicara. "Ya, masih bisa diajak bicara," ujar Euis.
Saat didatangi ke rumahnya, Karmi sedang tidak ada. Dia sedang berkunjung ke rumah ibunya. Pengamatan Tempo, di teras rumah terlihat sampah bekas botol dan gelas air mineral. Terdapat pula kertas yang sudah dikemas dalam karung plastik.
Selain plastik dan kertas, di halaman rumah ada biji-bijian dan dedaunan yang sudah diiris. Daun dan biji tersebut tampak sedang dijemur di bawah terik matahari.
Menurut Euis, Karmi selalu mengumpulkan plastik dan kertas bekas. Biji dan dedaunan dijemur karena Karmi berkhayal biji dan daun tersebut bisa dijual untuk obat-obatan. "Daun dan biji-biji itu dikemas dalam plastik," katanya.
Lantas dijual ke mana? "Tidak dijual. Siapa yang mau beli?" ujar dia. Dedaunan tersebut ditumpuknya di dalam rumah. "Itu di dalam banyak," Euis menambahkan.
CANDRA NUGRAHA