TEMPO.CO, Sanliurfa – Sesuai penelusuran Tempo di wilayah selatan Turki, calon mujahidin asal Indonesia dibantu jaringan ISIS menembus Suriah. Sejumlah sopir taksi di Terminal Gaziantep yang ditemui Tempo kerap mengantar para pendukung ISIS. Menurut para sopir taksi itu, para pendukung ISIS biasanya naik bus dari Istanbul menuju Terminal Gaziantep.
Di terminal, pemimpin rombongan menelepon seseorang yang menjadi pemandu dan menyerahkan telepon kepada sopir taksi. “Instruksinya selalu sama, kami diperintahkan mengantar ke satu tempat, ambil ongkos taksi, dan pergi,” kata seorang sopir taksi. Setelah itu, mobil van datang untuk menjemput rombongan.
Beyhan Tutan, 39 tahun, warga Gaziantep, menyatakan bertemu dengan sejumlah warga Indonesia pada Sabtu empat pekan lalu. Beyhan—lima tahun tinggal di Indonesia—melihat delapan orang bertengkar dengan dua sopir taksi di Jalan Caddesi, sekitar 4 kilometer dari terminal.
Menurut Beyhan, rombongan tersebut berdebat dengan sopir taksi soal besarnya biaya antar taksi. “Saat saya datangi, mereka mengaku turis. Mereka bilang tak ada masalah dan menunggu dijemput keluarga,” kata Beyhan yang lancar berbahasa Indonesia.
Mahmoud, penjaga toko detergen di Jalan Caddesi, juga menyatakan pernah melihat rombongan asal Indonesia. “Kulitnya sama seperti kamu,” ujarnya, menunjuk Tempo. Menurut Mahmoud, tak lama setelah rombongan turun dari taksi, mobil Ford Transit—bisa menampung 18 orang—datang ke lokasi tersebut dan membawa rombongan itu pergi.
Pola yang sama agaknya diterapkan untuk 16 warga Indonesia—11 di antaranya tak berpaspor—yang tertangkap di Gaziantep pada 29 Januari lalu. Duta Besar Indonesia di Turki, Wardana, mengatakan polisi keburu menangkap mereka sebelum dijemput perantara.
PRAMONO (SANLIURFA)