TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Pramono Anung mengatakan Adriansyah, anggota Komisi IV DPR RI yang ditangkap KPK, pantas dipecat. Sebab, perbuatan Adriansyah itu telah mencoreng PDIP yang sedang menggelar Kongres IV di Denpasar, Bali.
"Sangat mencoreng dan memalukan karena partai sedang punya hajatan besar," kata Pramono Anung di sela Kongres IV PDIP di Inna Grand Bali Beach Hotel, Jumat, 10 April 2015.
Menurut Pramono, dia sudah mengkonfirmasikan penangkapan Adriansyah tersebut kepada pimpinan KPK. KPK, kata dia, membenarkan penangkapan itu tapi masih menunggu hasil penyelidikan selesai.
Adriansyah adalah bekas Bupati Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Pramono menduga kasus yang menjerat Adriansyah berkaitan dengan izin pertambangan. "Di Kalsel kan banyak tambang, tapi saya tidak mau meraba-raba," ujarnya.
Pramono menjelaskan perbuatan Adriansyah juga memalukan karena dia tercatat sebagai kader senior PDIP. Selain dipecat, Pramono mengusulkan agar PDIP tidak memberikan bantuan hukum.
Pemberian sanksi kepada kader, kata Pramono, dilakukan melalui mahkamah internal partai. Mahkamah ini baru bisa bekerja bila Dewan Pengurus Pusat PDIP telah terbentuk dalam kongres ini.
Pramono menambahkan, dia tidak menganggap langkah KPK politis karena dilakukan saat PDIP menggelar kongres. "Karena ini operasi tangkap tangan, saya tidak berpikir politis atau tidak. Saya mengapresiasi KPK," tuturnya.
Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha menyatakan KPK telah menangkap beberapa orang di Bali. Namun Priharsa belum menyampaikan secara rinci siapa orang yang ditangkap maupun dugaan kasus yang menjerat orang tersebut.
Mereka yang tertangkap tangan kemudian dibawa ke gedung KPK di Jakarta. Petugas membawa terduga koruptor itu menggunakan Toyota Innova B-1283-JU.
IKA NINGTYAS