TEMPO.CO, Manado - Rocky Oroh, aktivis asal Kota Bitung, Sulawesi Utara, ingin mencoba menjadi Wali Kota Bitung dalam pemilihan kepala daerah pada Desember 2015. Oroh, yang juga jurnalis MNC, mulai mengumpulkan kartu tanda penduduk (KTP) sebagai syarat maju sebagai calon Wali Kota Bitung.
"Syaratnya sesuai dengan undang-undang itu untuk Kota Bitung 220 ribu KTP. Dan kami kini mengumpulkannya. Rata-rata yang mengumpulkan itu teman, keluarga, dan relawan yang terbentuk dengan sendirinya," kata Oroh, Senin, 20 April 2015.
Dengan mengusung visi "Memastikan Bitung bebas korupsi, pungli, kepentingan buruk, dan memperbaiki sistem ketenagakerjaan dan SDM Kota Bitung", Oroh mengaku tidak main-main maju dalam pilkada, mengingat yang mendorongnya maju itu adalah rekan-rekannya.
"Saya melihat Kota Bitung itu memang makmur, tapi dari sisi SDM-nya kita itu berada jauh di bawah rata-rata, karena sistemnya yang buruk. Ini yang saya lihat harus ada perubahan dan harus dilakukan bukan oleh orang yang itu-itu lagi, karena sekian tahun SDM Bitung kalah terus," ucap Oroh.
Grace Mamahit, relawan pendukung Oroh, mengaku saat ini pihaknya tengah merapikan dokumen persyaratan untuk dimasukkan ke KPU. Saat ini mereka sudah merapikan sekitar 3.000 KTP. Meski masih banyak yang belum dirapikan, KTP lain sudah mereka dapatkan.
“Kami juga telah meninggalkan formulir dukungan di semua tempat fotokopi agar warga tinggal mengambilnya," tutur Mamahit.
Adapun sejumlah kendaraan angkutan kota di Bitung tampak sudah memasang stiker one way dukungan kepada Oroh sebagai Wali Kota Bitung. "Ini kami buat sendiri pakai ongkos sendiri untuk mendukung perubahan di Kota Bitung," kata Denny Darongke, pemasang stiker.
ISA ANSHAR JUSUF