TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk kesekian kalinya membantah kabar bahwa Presiden Joko Widodo akan melakukan perombakan (reshuffle) kabinet. Pratikno menegaskan, selama ini tak pernah ada pembicaraan tentang perombakan kabinet.
"Yang kami lakukan sehari-hari di bawah pimpinan Presiden dan Wapres adalah mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan, melakukan percepatan, meningkatkan kinerja, dan menyukseskan program-program unggulan," kata Pratikno di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa, 5 Mei 2015.
Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya membenarkan kabar bahwa akan ada penggantian menteri, tapi tidak menjelaskan waktu pelaksanaannya. "Ya, tentu dalam waktu ke depan inilah," kata pria yang akrab disapa JK ini di kantornya, Senin, 4 Mei 2015.
Perombakan kabinet, menurut JK, perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja pemerintah. Sebab jalannya pemerintahan perlu didukung oleh orang-orang yang berkompeten di bidang masing-masing.
Pratikno menambahkan, fokus pemerintah selama ini yakni melakukan implementasi program-program secara efektif, bukan mengganti menteri. "Presiden selalu berupaya menemukan terobosan atas tantangan yang kita hadapi. Setidaknya dengan saya, tidak ada pembicaraan tentang reshuffle."
Beberapa menteri juga menyatakan tak pernah mendengar rencana perombakan kabinet. Di antaranya Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno dan Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan. "Kalau evaluasi itu biasa. Saya di Kementerian juga biasa melakukan itu," kata Ferry.
TIKA PRIMANDARI