TEMPO.CO , Sydney: Satu hari perempuan ini memanggil pengasuh dua anaknya yang masih kecil. Ia meminta sang pengasuh merawat anak-anaknya sementara ia akan mengambil mobil barunya di satu tempat.
Ternyata sampai hari ini, 26 Mei 2015, Jasmina Milovanov tak pulang menemui anak-anaknya, seorang putera usia tujuh tahun dan putrinya berumur lima tahun.
Ibu kandung Milovanov sudah mencium gelagat aneh putrinya yang mendadak hilang. Ia menduga anaknya itu telah dicuci otaknya oleh milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Dia tidak pernah menyebutkan apa-apa, aku bahkan melihat dia minggu sebelum dan dia baik-baik saja. Mungkin dia dicuci otak. Dia begitu muda dan naif." kata ibunya.
Saat menghilang pada awal Mei, Milovanov menggunakan nama Assma Abdulla. Ia sempat mengunggah pesan di akun Facebooknya memberitahu dirinya telah tiba di Suriah. "Di tanah diberkati sham (Suriah)... penerimaan yang buruk ... Maafkan aku untuk segalanya," tulisnya. Ia kemudian menghapus pesan yang diunggahnya.
Pada 3 Mei lalu, ia mengirim pesan singkat kepada mantan suaminya yang tinggal di Turki. Pesannya, ia meminta eks suaminya pulang ke Sydney agar dapat merawat anak-anaknya karena ia telah berada di Suriah.
Milovanov, menurut ibunya, diduga memiliki link ke perekrut ISIS terkenal yang mungkin telah memikat dia untuk pergi ke Suriah.
Tak hanya Milavanov, warga Australia lainnya juga telah meninggalkan Australia untuk bergabung dengan ISIS . Pria itu asal Brisbane usia 23 tahun. Ashley Dyball, nama pria itu, dilaporkan telah mengunggah beberapa pesan di akun Facebooknya yang mengatakan ia menuju "garis depan besok # ISIS Sialan".
Ia juga menampilkan gambar dirinya mengenakan gigi kamuflase dan memegang senapan serbu, mengatakan: "Tidak ada berita adalah berita baik Lewatkan semua orang dari rumah berharap Anda (sic) semua baik #YPG # F *** THEISLAMICSTATE.".
Laporan-laporan media mengatakan Dyball mungkin memiliki hubungan dengan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi yang memerangi militan ISIS di Suriah dan Irak.
Pemerintah Australia mencatat lebih dari 100 orang warganya telah bergabung dengan ISIS dan sekitar 30 orang di antaranya telah tewas.
NEWS.COM.AU|YON DEMA