TEMPO.CO, Depok - Abidah El Khalieqy, penulis buku Akulah Istri Teroris, mengungkap alasannya menulis novel itu. Menurut penyair yang juga penulis novel Perempuan Berkalung Sorban itu, hingga kini, di dunia kesusastraan Indonesia mutakhir belum ada tulisan mengenai istri teroris.
Abidah, yang lama mengenyam pendidikan pesantren, beranggapan bahwa cerita istri teroris sangat eksotis dan misterius. "Siapa dan apa mereka ini juga perlu diketahui," ucapnya.
Awalnya, dia belum tahu banyak mengenai seluk-beluk istri teroris. Dia mengaku pengetahuannya mengenai teroris hanya 10 persen saja. Dari situ, dia melakukan riset mengenai istri para teroris.
Dia mengetahui istri teroris secara referensial dan riset lapangan sampai ke Poso, Sulawesi tengah. "Di Poso bertemu dengan sampel para istri teroris, dan saya wawancarai," ucapnya.
Dari penelusurannya, Abidah menemukan hal yang harus diungkap dari istri para teroris. Sebab, ada istri yang tidak tahu bahwa suami mereka terduga teroris. Ada juga mereka yang tahu suaminya terduga teroris. Namun ada yang baru tahu setelah suami mereka dihabisi.
"Tipe-tipe ini diketahui setelah ke lapangan," tuturnya.
Setelah mendapatkan seluruh bahan, dia menuangkannya ke dalam novel yang diberi judul Akulah Istri Teroris. "Saya ingin mengatakan kepada masyarakat maupun aparat dan pemerintah bahwa istri teroris ini manusia juga," katanya.
Abidah berpendapat bahwa istri para teroris juga memiliki cita-cita, seperti semua orang yang menjadi manusia biasa. Untuk itu, stigma pemerintah dan aparat kepada mereka harus diubah.
"Menatap mereka ini siapa. Mereka adalah kita, yang butuh perhatian dan penghargaan," ucapnya.
Dari buku ini, dia ingin menuturkan cerita bagaimana istri para teroris melanjutkan hidup setelah mendapatkan stigma sebagai istri teroris. Nah, bagi mereka yang belum tahu mengenai istri teroris, novel ini memberi gambaran betapa sulitnya ketika seorang wanita sudah dicap sebagai istri teroris.
"Justru novel ini membuat sadar mereka (pembaca) dan memberikan pembelaan mengenai istri teroris yang harus diperhatikan juga, bukan untuk mendiskreditkan," ujar Abidah.
IMAM HAMDI