TEMPO.CO, Jakarta - Dua kubu di tubuh Partai Golkar belum tentu islah meski keduanya memutuskan berdamai untuk mengusung kader terbaik dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2015. Tim 10 yang dibentuk kedua kubu hanya akan membahas soal penjaringan kader terbaik dan tak membahas soal islah permanen atau pelaksanaan musyawarah nasional bersama.
"Islah itu nunggu keputusan inkrah pengadilan. Sekarang kan memang belum ada keputusan, tunggu saja," kata anggota Tim 10 Theo Sambuaga di kediaman Ketua Fraksi Golkar di DPR, Ade Komaruddin, Sabtu, 18 Juli 2015.
Menurut Theo, sejak awal Tim 10 dibentuk bukan untuk menjadi jembatan atau juru runding. Seluruh dinamika partai, kata dia, masih berlanjut dan tergantung keputusan pengadilan. Rujuknya dua kubu ini, Theo menegaskan, semata agar partai berlambang Pohon Beringin tersebut bisa maju sebagai peserta Pilkada pada 9 Desember mendatang.
Selain itu, rujuk demi Pilkada ini juga dimungkinkan setelah ada keputusan Komisi Pemilihan Umum untuk merevisi syarat pengajuan kader dalam pilkada bagi partai yang belum islah. KPU memberikan peluang itu dengan mempersilakan Golkar dan PPP untuk bisa mengajukan calon kepala daerah asalkan kedua kubu sepakat satu nama.
"Penentuan nama yang disepakati itu yang jadi tugas tim 10," kata Theo.
Tak hanya itu. Menurut Theo, kubu Musyawarah Nasional Bali di bawah komando Aburizal Bakrie tak pernah sepakat soal penentuan kepengurusan yang sah melalui Munas bersama. Kubu Bali berkukuh, satu-satunya penentuan pengurus yang sah adalah putusan pengadilan.
FRANSISCO ROSARIANS