TEMPO.CO, SEMARANG - Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Mustofa Bisri melontarkan perlunya meneliti ulang soal konsep-konsep agama, Tuhan, dunia hingga konsep tentang Indonesia.
“Kita perlu meneliti lagi konsep kita. Agama menurut kita itu apa? Agama itu tujuan hidup? Sarana? atau kendaraan untuk suatu tujuan hidup?” kata Gus Mus di Semarang usai menjadi pembicara acara dialog kebangsaan bertema “Menjadi Orang Indonesia yang Beragama dan Berbudaya” di Semarang, Kamis malam 27 Agustus 2015.(baca juga: Ke Tebuireng, Gus Mus Menangis di Makam Pendiri NU)
Gus Mus yang juga mantan Rais Am PBNU ini mencontohkan jika kita menganggap agama adalah kendaraan untuk sampai pada Tuhan maka agama harus mengenalkan Tuhan. Bukan hanya mengenalkan iblis. “Tuhan itu seperti apa?” kata Gus Mus mengajak hadirin berefleksi. Gus Mus mengajak agar ada tinjauan kembali tentang apa-apa yang sudah dianggap mapan.(baca: Belajar Mengenal Tuhan dari Kisah Cinta Gus Mus)
Gus Mus khawatir jangan-jangan pandangan orang-orang selama ini terhadap Tuhan dan agama itu ternyata keliru. “Kalau benar syukur, kita lanjutkan. Kalau tidak benar ya kita luruskan,” kata Gus Mus
Kiai yang pintar membuat karya sastra ini khawatir jika tidak ada tinjauan ulang maka Indonesia akan geger terus. “Geger yang tak karuan juntrungnya,” kata Gus Mus.
Baca Juga:
Gus Mus lalu mencontohkan ada orang beragama merasa membutuhkan Tuhan jika orang tersebut sedang dirundung masalah. “Emang Tuhan butuhnya kita untuk menyelesaikan masalah yang tidak bisa kita selesaikan,” kata Gus Mus.
Untuk itu, Gus Mus meminta agar para pemimpin di Indonesia menjadi manusia. “Para pimpinan, petinggi, anggota DPR, MUI, dan semua yang diatas-atas harus jadi manusia. Jangan jadi harimau dan serigala,” kata Gus Mus.(baca:Gus Mus: Anggota DPR dan Para Pimpinan Harus Jadi Manusia Dulu)
Gus Mus mengkritik para pemimpin di Indonesia yang sibuk merebut kursi (jabatan) terlebih dulu tapi setelah itu tak punya konsep mau mengerjakan apa. “Standar kepemimpinan sudah merosot,” katanya.
ROFIUDDIN