TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso mengatakan institusinya sudah mendapat informasi tentang kapal TB Brahma 12 yang dibajak di Filipina. Kapal itu berawak sepuluh orang. "Mereka disandera, tapi diperlakukan dengan baik. Pembajak minta tebusan," ucap Sutiyoso lewat pesan pendek, Selasa, 29 Maret 2016. Ia menambahkan, jumlah tebusan yang diminta sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp 15 miliar.
Baca: Kapal Indonesia Dibajak di Filipina, Awaknya Disandera
Sutiyoso tidak memberi tanggapan ketika disinggung ihwal dugaan keterlibatan kelompok Abu Sayyaf dalam pembajakan itu.
Dalam sebuah foto surat persetujuan berlayar yang diunggah akun Facebook Peter Tonsen Barahama, diketahui kapal TB Brahma 12 memuat batu bara dan bertolak dari Pelabuhan Trisakti, Banjarmasim, Kalimantan Selatan, menuju Filipina pada 15 Maret 2016. Surat tersebut juga menuliskan awak kapal berjumlah sepuluh orang. Adapun Peter merupakan kapten kapal itu.
Baca: TNI AL Masih Telusuri Kabar Penyanderaan Kapal Indonesia
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Manila membenarkan kabar adanya pembajakan kapal Indonesia di Filipina. Tak hanya kapal yang dibajak, awak kapal juga disandera. Penjelasan ini menjawab kabar yang beredar tentang pembajakan kapal Indonesia di Filipina.
Kabar yang beredar menyatakan terjadi serangan dari kelompok Abu Sayyaf terhadap kapal Indonesia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengatakan pihaknya masih mencari informasi tentang kabar peristiwa ini.
AHMAD FAIZ