Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kontribusi sektor kelautan dan perikanan Indonesia terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia baru sebesar 3,7 persen. Padahal, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat sektor ini punya potensi sangat besar, 1,3 kali dari PDB alias 130 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Laut kita belum terkelola secara optimal," kata Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP Syarief Widjaja dalam webinar pada Selasa, 8 September 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Luas lautan Indonesia mencapai 6,4 juta kilometer persegi. Dengan luas tersebut, Syarief menyebut total potensi ekonominya mencapai US$ 1,3 triliun per tahun atau 5 kali lipat dari APBN 2019 yang sebesar US$ 190 miliar.
Syarief merinci ada 11 sektor yang bisa berpotensi menyumbang nilai ekonomi hingga US$ 1,3 triliun ini. Terbesar adalah sektor perikanan budidaya, serta energi dan sumber daya mineral yaitu US$ 200 miliar per tahun.
Sektor perikanan budidaya, kata dia, memiliki potensi yang besar karena panjang garis pantai Indonesia mencapai 108 ribu kilometer, kedua terpanjang setelah Kanada. Seandainya bisa dibangun lebih banyak keramba jaring apung, maka Syarief menyebut ini akan jadi sumber pangan besar bagi masyarakat.
Total, potensi keramba apung bisa mencapai 2 juta hektare. Tapi, saat ini yang baru digarap intensif baru 200 ribu hektare saja. Lalu, 400 ribu lainnya masih idle alias menganggur.
Setelah sektor perikanan budidaya, berturut-turut sektor industri dan jasa maritim US$ 200 miliar dan sumber daya non-konvensional US$ 200 miliar. Jika potensi ini bisa dimanfaatkan maksimal, kata dia, maka akan menyerap lapangan kerja hingga 45 juta orang atau 40 persen angkatan kerja Indonesia.
Sepanjang Triwulan II 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kontribusi sektor lapangan usaha (pertanian, kehutanan, dan perikanan) terhadap PDB mencapai 15,46 persen. Sektor ini nomor dua tertinggi di bawah industri pengolahan yang mencapai 19,87 persen.
Khusus untuk sektor perikanan, kinerjanya saat ini diketahui sedang mengalami kontraksi. Triwulan II 2019, sektor perikanan tumbuh 6,24 persen (year-on-year)/yoy). Tapi pada Triwulan II 2020, langsung anjlok minus 0,63 persen.
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, Yudi Nurul Ihsan, juga mengatakan sektor kelautan Indonesia masih menghadapi sejumlah persoalan. Salah satunya kurangnya pembinaan terhadap masyarakat pesisir. "Khususnya neayan," kata dia.
FAJAR PEBRIANTO