Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presenter Bima Aryo mengakui kalau Sparta, anjing ras Belgian Malinois miliknya yang menewaskan asisten atau pembantu rumah tangga, agresif. Butuh waktu untuk Sparta untuk bisa dekat dengan orang selain dirinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bima Aryo mengatakan itu setelah polisi memutuskan menitip ras anjing penjaga itu ke Unit Satwa K-9 Polda Metro Jaya dan tidak dikembalikan. "Jadi butuh keterlibatan aku untuk memastikan bahwa dia bisa ditangani orang lain," ujar Bimo di Jakarta, Jumat 13 September 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia membandingkan Sparta dengan anjing sejenis miliknya yang lain yakni Anubis. Keduanya sama-sama menjalani observasi usai kejadian penyerangan terhadap PRT pada 30 Agustus lalu.
"Dia (Sparta) itu lebih agresif ke lingkungan tempat dia berada. Dalam artian sifat anjing penjaga seperti itu. Tapi kalau untuk nanti dikenalkan ke pemegang lain, itu sebenarnya sangat simple. Butuh waktu tiga menit, diajak main bola lalu sudah berteman," kata Bima menuturkan.
Bima yakin Sparta dapat dengan mudah menerima pemilik barunya di lingkungan K-9 Polda Metro Jaya. Terlebih unit itu sudah terbiasa menangani anjing.
"Sebelumnya saya juga sudah bawa orangnya ke sini, dan memang dia melihat bahwa Sparta bukan kategori anjing pembunuh," kata Bima.
Coretan yang dibuat warga sekitar di rumah Bima Aryo dalam rangka memprotes keberadaan anjing-anjing peliharaannya di Jalan Langgar, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Rabu, 4 September 2019, Tempo/Adam Prireza
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Sektor Cipayung, Jakarta Timur Komisaris Rasyid, mengatakan warga di sekitar rumah orang tua presenter Bima Aryo menginginkan agar anjing yang pernah menggigit pembantu rumah tangga bernama Yayan hingga tewas tidak ada lagi. Alasannya, penyerangan oleh anjing tersebut sudah terjadi tiga kali di luar kasus Yayan.
"Karena memang sudah tiga orang yang kegigit anjing tersebut. Tetapi yang tergigit selama ini tidak pernah melaporkan ke polisi," ujar Rasyid saat dikonfirmasi, Selasa, 10 September 2019.
Menurut Rasyid, penyerangan selama ini tidak pernah berakibat fatal seperti Yayan. Warga asal Cianjur itu harus meregang nyawa lantaran diterkam Sparta. "Yang lain cuma luka-luka," kata Rasyid.