Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

1993: bukan hanya tahun mega & syuga

Kilas balik 1993 peritiwa di dalam dan luar negeri a.l.: pembunuhan marsinah, pemilihan presiden, petisi 50, PDI, bank summa, rusia, aljazair, somalia, dan buku "madame d syuga"

8 Januari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MARSINAH adalah sebuah petunjuk, mungkin lambang, yang terang dan perih. Ia, yang ditemukan terbunuh di sebuah dusun di daerah Nganjuk, telah menunjukkan bahwa hak asasi bukanlah sesuatu yang hanya dibicarakan sebagai sebuah benda yang datang dari luar, dan bergulir jadi percaturan di antara orang-orang penting. Hak itu bukan ibarat sebutir bola golf. Dunia tempat Marsinah tewas dalam umur 23 tahun bukanlah sepetak luas rumput yang tenteram. Goenawan Mohamad Dari Marsinah Sampai "Syuga"... MARSINAH lahir di Desa Nglundo. Bersama rekannya pada 3 Mei 1993 ia melakukan unjuk rasa di pabrik jam di PT Catur Putra Surya tempat mereka bekerja di Porong, Sidoarjo. Mereka menuntut upah harian dari Rp 1.700 dinaikkan menjadi Rp 2.250. Pada 4 Mei 1993, setelah buruh mogok lagi, Marsinah dan Choirul Anam diajak berunding. Kenaikan upah pokok minimum dipenuhi. Tapi Marsinah, lulusan SMA Muhammadiyah, diculik, disekap, dan digebuk. Bahkan, kelamin gadis berusia 23 tahun itu ditusuk dengan besi dan kayu. Mayatnya dibuang ke tempat yang tak jauh dari desa kelahirannya, di Nganjuk. Setelah tiada, Marsinah dielu-elukan sebagai pahlawan buruh. Pada 10 Desember 1993, almarhumah menerima penghargaan hak asasi manusia Yap Thiam Hien Award di Jakarta. 4 Mei 1993 Marsinah dan Choirul Anam, berunding mewakili buruh yang mogok menuntut kenaikan upah. Esoknya, tanpa dihadiri Marsinah, pukul 08.00, 13 buruh "diundang" untuk dipecat, seraya diberi pesangon di Kodim Sidoarjo. 5 Mei 1993. Pukul 16.00 Rencana menyingkirkan Marsinah. Rapat dipimpin direktur utama Yudi Susanto di ruang Direktur PT Catur Putra Surya (CPS) Porong, Yudi Astono. Pukul 22.00 Satpam Suprapto menjemput Marsinah dengan motor. Kemudian Marsinah dialihkan ke mobil Hijet milik perusahaan. Mulutnya dibekap dan tangannya diikat. Mobil menuju rumah Yudi Susanto di Jalan Puspita, Surabaya. 8 Mei 1993 Pukul 21.00 Tanggal 7 Mei 1993, Marsinah disekap dan disiksa. 8 Mei 1993, sekitar pukul 16.30, Ayip, Kepala Bagian Produksi PT CPS Porong, mengingatkan agar jangan larut malam membuang mayat Marsinah. Sekitar pukul 21.00, kepala satpam Suwono melihat Marsinah masih sekarat, kelaminnya bersimbah darah. Lalu Yudi Susanto memerintahkan tiga anak buahnya memukul lagi tengkuk dan menyogok kelamin Marsinah dengan tongkat. 9 Mei 1993 Pada 9 Mei 1993, mayat Marsinah dibuang ke pondok di Hutan Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur. SIRKUIT Sentul di Citeureup, Bogor, pertengahan Agustus 1993 diresmikan Presiden Soeharto. Nanti, Grand Prix Formula I dilombakan di tanah 145 hektare ini -- secara fisik baru 80% rampung, dan menelan biaya Rp 120 miliar. SEMENTARA itu, di Jakarta juga diukir sejarah di bidang catur. Bukan dari segi prestasi, melainkan penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Catur versi Federasi Catur Dunia (FIDE) antara Anatoly Karpov dan Jan Timman. Karpov menjadi juara. YANG spektakuler muncul di Cina. Dalam waktu empat hari, tiga rekor dunia atletik dipecahkan Wang Junxia, 20 tahun. Pada nomor lari 10.000 meter, ia mengukir waktu 29 menit 31,78 detik. Tiga hari kemudian, nomor 3.000 meter disikatnya dalam 8 menit 12,20 detik. Esoknya, rekor 3.000 meter itu dipertajam lagi menjadi 8 menit 6,11 detik. GELOMBANG protes anti SDSB marak di mana-mana. "Saya ingatkan, unjuk rasa yang sudah menyinggung simbol-simbol kenegaraan adalah soal serius," kata Menteri Moerdiono berkomentar setelah ada demo yang sampai ke Istana Negara. Dan benar, tanggal 25 November lalu, Menteri Sosial Inten Soeweno menjawab desakan dari bawah itu. Di depan anggota DPR, Pemerintah mengumumkan pembubaran SDSB, lotere berhadiah semiliar. Ia dianggap memiskinkan rakyat dan menyedot dana ke pusat. KORBAN penumpang di Citayam. Dua kereta rel listrik Jakarta- Bogor beradu kepala, 9 November lalu. Tercatat, 20 orang tewas di tempat, dan 100 lebih luka-luka. Siapa salah? Alat komunikasi tak berfungsi dan jalur rel masih single. Angkutan kelas bawah ini rupanya belum teperhatikan. Sebab, yang didahulukan baru kelas bermobil dan bermotor -- dengan jaringan jalan luas. Namun, ketika UULAJ dengan denda jutaan rupiah diumumkan tahun lalu, protes pun marak. Pelaksanaan ditunda. Baru awal Desember lalu tilang gaya baru itu dimulai. Korban lain adalah polisi. Tahun 1993, tercatat delapan tewas selagi bertugas. Masyarakat kian berani? Kopral Suyatno ditembak sopir bus di Magetan, Jawa Timur. Di Jakarta, Sersan Bambang Sumarno dibunuh tiga pemuda yang mau merampas pistolnya. Lalu, Mayor Sanusi, Wakil Kapolres Tegal, dikeroyok tujuh pemuda mabuk. Kemerdekaan, Hak Asasi Manusia, dan lain-lain ... SEJARAH baru diteken di Washington, 13 September: Arafat dan Rabin berjabat tangan dan menyetujui dokumen yang disebut Deklarasi Prinsip. Inilah, antara lain, berkat jasa Menteri Luar Negeri Norwegia, Johan Jorgen Holst, yang menyelenggarakan perundingan tak resmi di Oslo. Tapi permusuhan lebih dari 40 tahun tak bisa begitu saja dibalikkan. Pelaksanaan Deklarasi Prinsip, diberikannya otonomi di Gaza dan Yerikho, dan tentara Israel harus ditarik mulai 13 Desember, gagal. Untunglah, pihak masing-masing masih menyimpan harapan. Kembali dibuka perundingan di Oslo menjelang akhir tahun. MUNGKIN ini boleh disebut sebagai Revolusi Oktober II, dengan arah yang sebaliknya. Yang pertama, tahun 1917, membuka jalan pemerintahan komunis yang sentralistis. Yang kedua, tahun 1993, melancarkan jalannya reformasi Rusia: ekonomi pasar bebas dan demokrasi. Itulah ketika Presiden Boris Yeltsin menggerakkan tentara dan mematahkan perlawanan kelompok garis keras yang mencoba merebut kekuasaan. Ruslan Khasbulatov, ketua parlemen, dan Alexander Rutskoi, wakil presiden, yang berada di belakang gerakan itu, ditahan. Pemilu multipartai pun diadakan, Desember, beserta referendum untuk konstitusi baru. Tapi tak semua rakyat mendukung reformasi Yeltsin. Pemenang pemilu adalah Partai Demokratik Liberal yang nasionalis, dipimpin oleh Vladimir Zhirinovsky, yang diramalkan bakal menjadi saingan Yeltsin, nanti. MENANGNYA partai Islam radikal, FIS, di Aljazair -- meski kemudian dibatalkan oleh penguasa -- dianggap mengilhami bangkitnya kelompok Islam radikal di Mesir. Aksi pertama mereka di Mesir: menembaki turis Barat. Upaya Hosni Mubarak meredamnya, dengan menjatuhkan hukuman mati, tak banyak dampaknya. Malah, salah satu kelompok Islam radikal itu, Tanzhem el Jihad (Organisasi Jihad), dituduh oleh intelijen Amerika terlibat peledakan World Trade Center New York, Oktober. Seorang yang dituduh terlibat dalam peledakan itu, Syekh Omar Abdurrahman, ulama tunanetra, adalah bekas salah seorang pemimpin Organisasi Jihad. TOKOH yang tahun ini menonjol tak banyak. Pangeran Norodom Sihanouk dinobatkan kembali menjadi raja setelah disepakati bahwa Kamboja kembali ke bentuk monarki, September. Kemudian, Perdana Menteri Morihiro Hosokawa, pemimpin koalisi tujuh partai yang berhasil menumbangkan Partai Demokratik Liberal, partai yang selama ini berkuasa. Adalah Nelson Mandela, pejuang kulit hitam pendiri Kongres Nasional Afrika, dan F.W. de Klerk, Presiden Afrika Selatan yang berkulit putih, yang terpilih sebagai penerima Nobel Perdamaian 1993. Mereka dianggap sebagai pendorong dihapuskannya politik apartheid. SOMALIA adalah perang saudara, adalah kelaparan, adalah tragedi. Ketika tentara AS diterjunkan ke negeri di pantai timur Afrika itu, niatnya sangat mulia: mengamankan bantuan pangan dan obat-obatan dari jarahan mereka yang berkelahi berebut kuasa di negeri itu. Tapi, sebagaimana pasukan perdamaian PBB yang sudah terlebih dulu dikirim, yang sebagian besar tentara Pakistan, mereka sulit bertahan netral. Insiden pun terjadi: tentara Pakistan menembaki orang sipil, tentara AS salah tembak. Kebencian kepada Amerika (dan PBB) pun marak. Mayat tentara AS yang tewas ditelanjangi, diseret. OPERASI Pemulihan Harapan, demikian nama operasi pasukan AS di Somalia disebut, melenceng dari tujuan. Tapi bahkan Sekjen PBB Boutros Boutros Ghali tetap membela pasukan PBB dan AS. "Mereka yang menyerbu pasukan PBB yang harus bertanggung jawab terhadap jatuhnya korban sipil," kata Boutros Ghali dalam siaran persnya. Tapi rakyat Amerika yang melihat serdadunya ditelanjangi dan diseret menuntut pasukan AS ditarik kembali. Akhirnya, Presiden Clinton, presiden Demokrat AS yang dilantik 20 Januari, menyetujuinya, setelah didesak Kongres. Sekitar 30.000 tentara AS mulai ditarik Desember ini. Diperkirakan, Maret 1994 tak ada lagi tentara AS di Somalia. PASANGAN baru. Presiden Soeharto dan Wakil Presiden Try Sutrisno dipilih oleh 1.000 wakil rakyat di Sidang Umum MPR, Maret lalu. Sebelum Lebaran, Pak Harto sudah menyusun Kabinet Pembangunan VI. Dari 41 anggota kabinetnya, 21 orang wajah baru. Kuartal terakhir, datang pula "pasangan" lain yang menemui Pak Harto. Presiden Palestina Yasser Arafat dan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin. Arafat, Jumat 24 September, di Istana Negara, dan Rabin, Jumat 15 Oktober, di Cendana. Mereka berbicara soal perdamaian. JENDERAL Edi, setidaknya sejak Maret lalu, merangkap tiga jabatan penting: Panglima ABRI, KSAD, dan Menteri Hankam. Tiga bulan kemudian, tinggal satu kursi, yakni Menteri Hankam. Jabatan KSAD diserahkan kepada Letjen (ketika itu) Wismoyo Arismunandar, dan bulan Mei kursi Panglima ABRI kepada Jenderal Feisal Tanjung. ADA lagi jabatan rangkap, yakni di tangan Harmoko. Sejak Oktober lalu, ia mempunyai dua posisi penting: Menteri Penerangan dan Ketua Umum Golkar. Di Munas Golkar, Harmoko dan Ary Mardjono terpilih sebagai ketua dan sekjen. Keduanya didampingi pengurus DPP yang sebagian besar wajah baru, termasuk putra-putri pejabat dan mantan pejabat. BEBAS. Sejumlah narapidana peristiwa Tanjungpriok dan pengeboman BCA bebas September lalu. Yang sudah dibebaskan, antara lain, H.M. Sanusi, H.A.M. Fatwa, Mawardi Noor, Rachmat Basuki, Tashrif Tuasikal, dan Abdul Qadir Djaelani. Dan rupanya, langkah "rekonsiliasi" sudah dijejakkan lebih awal. Pemimpin ABRI Jenderal Feisal Tanjung dan Menteri Edi Sudradjat menemui seniornya yang sudah lama "terlupakan", Jenderal (Purn.) A.H. Nasution dan Letjen (Purn.) H.R. Dharsono. Sebelumnya, Menteri Habibie juga mengundang Ali Sadikin dan anggota Petisi 50 lainnya -- yang juga lama "dijauhi" -- mengunjungi PT PAL di Surabaya. Itulah rangkaian rekonsiliasi. TAHUN 1993 setidaknya menyaksikan dua peristiwa kesenian penting. Pertama, Perjalanan Menembus Gong, karya tari Sardono W. Kusumo. Ketika dipentaskan di Solo (dan kemudian Jakarta, sebelum dibawa ke festival internasional di New York), Suka Hardjana menulis bahwa "di belakangnya ada sebuah gagasan tentang makro alam pikiran tentang manusia, kesenian, dan alam sekeliling." Lalu Bienniale IX di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, yang dibuka 21 Desember dan berlangsung selama sebulan itu. Sebuah pameran seni rupa yang mencoba mengetengahkan kecenderungan mutakhir seni rupa kita, kecenderungan yang dirumuskan oleh kuratornya, Jim Supangkat. Pameran yang hampir seluruhnya mengetengahkan karya instalasi. Yang kedua, perayaan 35 tahun Studiklub Teater Bandung, dan 25 tahun Teater Populer. Tanpa gegap gempita, terutama STB, terus berjalan dengan setia, bagaikan seorang guru sekolah yang terus mengajar apa pun yang terjadi. Di sisi pembaruan, kecenderungan baru, kesetiaan "sang guru" adalah keindahan sendiri. SETELAH UU Hak Cipta 1982 dan UU Paten 1989, giliran UU Merek (UU Nomor 19 Tahun 1992) diberlakukan 1 April 1993. UU ini menggantikan UU No. 21 Tahun 1961. Menurut UU lama, siapa yang mendaftar pertama tak peduli merek itu sudah terkenal di luar negeri atau belum merekalah yang berhak. Akibatnya, pemilik merek terkenal seperti Pierre Cardin melayangkan gugatan, karena mereknya didaftarkan orang di sini. Pierre Cardin mondar-mandir ke sini, menemui sejumlah pejabat dan tokoh, termasuk Ibu Tien Soeharto. "Sekarang, merek yang mirip atau sama dengan merek milik orang lain ditolak pendaftarannya," kata Menteri Kehakiman Oetojo Oesman. AKHIRNYA Pemerintah menganggap siaran nasional televisi swasta tak berbahaya lagi. Agustus 1993, RCTI dan SCTV mengudara secara nasional, mengikuti jejak TPI yang sudah mendapat izin siaran nasional sejak tahun 1991. Namun, masalah heterogenitas masyarakat pemirsa masih tetap relevan untuk diperhatikan. "Masyarakat kita heterogen sekali dan itu harus dipertimbangkan. Banyak sinetron televisi swasta yang tidak cocok disiarkan secara nasional," kata Zumrotin, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. RICUH. Itulah yang mewarnai perjalanan Partai Demokrasi Indonesia tahun ini. Pemerintah sudah menggariskan ketua umum: "Pokoknya, Budi Hardjono." Maka, massa pun digerakkan untuk menggusur Soerjadi di kongres Medan, Juli lalu. Walau terpilih secara aklamasi, Soerjadi tetap dianggap tak sah. Tapi di kongres luar biasa Surabaya muncul calon lain, Megawati. Pemerintah pun tak mau walau putri Bung Karno itu didukung dari bawah. Maka, usaha menjegal Mega pun digalang terus. Sampai kapan ricuh? SAID Haddad, 49 tahun, dari Kampung Jawa, Banda Aceh, merasa dihina sebagai anggota lembaga masyarakat desa oleh kepala desanya. Penarik becak motor itu memperkarakan Sulaiman P.I., kepala desanya itu. Said menang. Hakim mendenda Sulaiman Rp 7.500 (TEMPO, Indonesiana, 28 Agustus 1993). Dan ayah lima anak itu kembali menggugat Sulaiman untuk kasus bak sampah yang dibangun dekat warungnya. Said mengutip Undang-Undang Lingkungan Hidup dan memboyong ratusan lalat sebagai saksi di meja hijau (TEMPO, Indonesiana, 13 November 1993). Ed Zoelverdi APA yang kau cari, Dewi? "Diri saya sendiri," jawab Ratna Sari Dewi Soekarno ketika ditanya soal bukunya yang berjudul Madame D. Syuga. Di usianya yang 53 tahun itu, Dewi tampil dalam sebuah buku dengan pose -- sebagian besar -- tanpa busana. "Ini ekspresi seni," katanya. Sebagai janda mantan Presiden Soekarno, Dewi tentu diserang lantaran tampil telanjang. Namun, ia berdalih, "Ingin menjadi orang bebas." Ia ingin meninggalkan masa lalunya sebagai wanita klub malam, istri Bung Karno, dan selebriti internasional di Eropa dan Amerika. Kini ia balik ke Jepang. Dan Dewi ternyata memperoleh Rp 5 miliar untuk sewa Wisma Yaso, rumah hadiah dari Bung Karno, dan vila Masa di Puncak. AIDS Menghantui Jerman. Kelalaian adalah pangkal kejahatan, dan itulah yang dilakukan sebuah perusahaan pemasok darah, UB Plasma, di Jerman. Perusahaan ini telah begitu saja mencampurkan darah para donor, termasuk yang mengandung HIV, virus penyebar AIDS. Akibatnya, dua juta manusia terancam ketularan AIDS, ribuan melancarkan protes dan UB Plasma akhirnya ditutup. DEREGULASI SEKTOR RIIL ditunggu-tunggu sejak tahun 1988. Di situlah kunci sukses segenap paket deregulasi -- begitu menurut para pakar. Tapi, ketika deregulasi sektor riil muncul pada Paket Juni 1993 dan Paket Oktober 1993, timbul kesan campur aduk. Keran impor untuk kendaraan bermotor dibuka, tapi truk terkena bea masuk 40% dan bea masuk tambahan 40%, sementara sedan dibebani bea masuk 200% dan bea masuk tambahan 100%. Proteksi untuk PT Krakatau Steel sangat banyak dikurangi, tapi impor bawang putih dan impor cengkeh masih dibatasi pada beberapa gelintir perusahaan saja. Lalu, impor alat-alat pertanian dan obat-obatan dilonggarkan. Paket Oktober 1993 khusus menandai pelimpahan wewenang pusat ke daerah untuk menerima investor asing, langsung di pintu masing-masing. Serentak dengan itu, persyaratan investasi asing juga sangat dilunakkan -- cukup dengan batasan modal disetor US$ 50 juta. Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pengawasan Pembangunan Saleh Afiff menyatakan, investor asing yang kecil- kecil itu padat karya, bisa melakukan transfer teknologi, dan ... ini sejalan dengan strategi Pemerintah untuk mengembangkan industri hilir. EKA TJIPTA WIDJAJA, yang disebut-sebut akan menjadi raja kertas di Asia, harus menelan kenyataan pahit bahwa perusahaannya, Indah Kiat, dijatuhi denda sebesar Rp 1,27 miliar. Departemen Kehutanan menjatuhkan vonis itu dengan alasan Indah Kiat telah menggunakan kayu curian. Benar-tidaknya, hanya Menteri Kehutananlah yang tahu. Eka Tjipta sendiri mengakui bahwa Indah Kiat akan menaikkan kapasitas produksinya dari 300 ribu ton ke 700 ribu ton akhir tahun ini, sedangkan hutan tanaman industri miliknya belum menghasilkan kayu. BULAN PUASA, dan para nasabah Bank Summa mengumbar kemarahannya. Selain mengirimkan karangan dukacita ke alamat William Soeryadjaya, pemilik Bank Summa, mereka juga membawa peti mati. Total sisa utang Bank Summa sekitar Rp 1 triliun, di antaranya Rp 400 miliar berupa utang ke nasabah individual. WILLIAM SOERYADJAYA telah merelakan uangnya sebanyak Rp 2,08 triliun untuk mencicil sebagian besar utang Bank Summa. Tapi itu pun belum cukup. "Tidak mungkin saya tidak mau membayar," cetus Om Willem. "Segala upaya sudah dilakukan, tapi keadaan tak memungkinkan. Di dalam sistem perbankan sekarang ini, saya sudah seperti penyandang kusta, AIDS ...." PRAJOGO PANGESTU, Wakil Presiden Komisaris PT Astra International, menggandeng A.R. Ramly dalam rapat luar biasa pemegang saham perusahaan otomotif terbesar di Indonesia ini. A.R. Ramly, bekas Dubes Indonesia di AS dan sebelumnya Dirut Pertamina, terpilih sebagai Presiden Komisaris Astra, menggantikan Oscar Suryaatmadja, yang meninggal pada Mei 1993. BANK-BANK PEMERINTAH diisukan menumpuk kredit macet Rp 2,1 triliun, 3% dari seluruh kredit yang disalurkannya (Rp 71 triliun). Sejumlah nama penunggak -- jumlahnya diperkirakan 300 orang -- juga disebutkan, di antaranya beberapa pengusaha kondang, baik pri maupun nonpri. Kepala Badan Piutang dan Lelang Negara, Adolf Warouw, berniat mencekal debitur penunggak, sementara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia membentuk Tim Supervisi Kredit Bank Pemerintah. Mar'ie Muhammad malah bermaksud menyeret (ke pengadilan) para bankir yang terbukti berkolusi, sedangkan Gubernur BI hendak mengusut dengan teliti. TATA NIAGA CENGKEH dan TATA NIAGA JERUK rontok begitu saja, sesudah unsur penyangganya -- yakni BPPC, dipimpin Tommy Hutomo Mandala Putra, dan PT Bima Citra Mandiri, di bawah komando Bambang Trihatmodjo -- mengundurkan diri akhir September dan November lalu. Kedua tata niaga itu tidak hanya merepotkan sejumlah birokrat dan pengusaha, tapi juga menyudutkan petani dan membuat gamang kebijaksanaan deregulasi. ABURIZAL "ICAL" BAKRIE memegang dua rekor penting dalam tahun 1993. Pertama, sebagai pengusaha paling sukses dalam bisnis apartemen -- dalam lima hari ia berhasil menjual 2.000 unit apartemen di Taman Rasuna, Kuningan, Jakarta, yang berharga Rp 125 juta sampai Rp 243 juta, kendati IMB-nya belum ada. Kedua, Ical paling banyak disebut-sebut sebagai calon kuat Ketua Umum Kadin. SEMEN lenyap dari pasaran, justru ketika usaha real estate sedang booming. Karena ada main atau produsen yang selama ini "mendikte" pasar juga ingin mendikte harga pasar? SAHAM berkibar dan bursa meradang. Antre calon pembeli atau joki saham menandai kebangkitan bursa yang sempat lesu sepanjang tahun 1990-1991. Tahun 1993, perdagangan di bursa mencatat rekor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setinggi 536 poin -- sedikit kalah dari rekor tahun 1989 yang 630 poin. SAMPOERNA, produsen rokok Djie Sam Soe, "kecolongan". Oleh direktur produksinya, pabrik kretek ini dimanfaatkan untuk membuat rokok putih 555 dan Craven A, yang kemudian dipasarkan ke mancanegara. TABUNGAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI alias Taspen disorot dan dikecam karena BUMN ini diam-diam melakukan penyertaan modal di Barito Pacific Timber senilai Rp 375 miliar. Pembelian ini telah menyebabkan nama Sumarlin -- mantan Menteri Keuangan, yang memberi lampu hijau untuk pembelian itu -- dan Ida Bagus Putu Sarga, mantan Direktur Utama PT Taspen, digunjingkan banyak orang. Pemicunya adalah: penyertaan dilakukan sebelum Barito masuk bursa, dan keputusan untuk itu diambil Sumarlin hanya dalam waktu kurang dari satu bulan sebelum masa jabatannya berakhir. TANGKI gasnya meledak, dan INDORAYON, perusahaan pulp kedua terbesar di Indonesia, lagi-lagi mengusik ketenangan warga sekitarnya. Mereka panik dan mengungsi, sedangkan yang tinggal melancarkan protes serta membakar rumah karyawan perusahaan itu. Menteri Negara Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmadja mengharuskan Indorayon mengadakan audit lingkungan. Rakyat terluka ketika Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Hayono Isman menyatakan bahwa "golf adalah indikator kesejahteraan rakyat." Sejak itu, pro dan kontra lapangan golf merebak, mengikutsertakan beberapa nama seperti Menteri Dalam Negeri Yogie S. Memet, mantan Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan (Sesdalopbang) Solichin G.P., Ir. Ciputra, dan PT Agrowisata Nusantara. HAUR Koneng, alias bambu kuning, adalah kelompok mubaligh pimpinan Abdul Manan. Padepokannya di desa terpencil, di dusun Gunung Sereuh, Majalengka, Jawa Barat. Menurut polisi, mereka menyebarkan ajaran sesat. Karena tiga pengikutnya memukul lurah Rochamid, polisi minta agar Abdul Manan menyerahkan mereka. Permintaan ditolak. 28 Juli: 1. Pukul 14.00: operasi penangkapan dirancang. Enam polisi diutus untuk negosiasi. 2. Pukul 15: Gagal membujuk, polisi mundur. Mereka melempar granat air mata ke rumah Abdul Manan. Perkelahian terjadi. Polisi pun mereka uber. Kepala Polsek Sri Ayem terpeleset, dihajar hingga tewas. 29 Juli: 3. Pukul 7.00: Operasi dimulai. Sekitar 100 personil menyerbu Abdul Manan dkk di kebun cabe. Abdul Manan dan tujuh pengikutnya tewas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus