Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ibu berhenti menyusui bisa terjadi karena beberapa alasan, misalnya sakit yang lama atau alasan nonmedis. Ketika berhenti menyusui, tubuh tidak lagi memproduksi air susu ibu atau ASI karena dianggap sudah tidak dibutuhkan tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Namun, ini bukan berarti ASI tidak akan berhenti berproduksi. Jika ibu ingin kembali menyusui bayi ini bisa dilakukan dengan proses yang disebut dengan relaktasi.
Relaktasi adalah tindakan memulai kembali menyusui setelah beberapa lama berhenti menyusui.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam Cerita Cantika "Pekan ASI Dunia" pada Jumat, 6 Agustus 2021, Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia atau AIMI Nia Umar memberikan beberapa langkah yang bisa dilakukan ibu dalam proses relaktasi.
1. Banyak aktivitas bersama bayi
Perbanyak aktivitas bersama dengan bayi, seperti lebih banyak menggendong dan melakukan kontak fisik dengan bayi
2. Perhatikan usia bayi
Proses relaktasi dapat dilakukan sendiri dari rumah jika usia bayi masih di bawah 3 atau 4 bulan. Namun, jika di atas usia itu kemungkinan besar ibu membutuhkan bantuan tenaga kesehatan yang lebih paham. AIMI menyarankan ke konsultan laktasi yang bergelar International Board Certified Lactation Consultant (IBCLC).
"Mereka punya skill tambahan, kemampuan lebih, untuk bisa mendampingi ibu-ibu dalam proses relaktasi. Bahkan saya pernah bertemu dengan ibu yang relaktasi, anaknya udah enam bulan ke atas, dan itu sampai diopname, dan itu berhasil," kata Nia.
3. Dukungan keluarga
Proses relaktasi ini butuh komitmen kuat, bukan hanya ibu tapi seisi rumah terutama suami. "Bayinya ketika relaktasi itu rewel, jadi ibunya perlu didukung, jangan malah disalah-salahin," kata dia.
Semakin banyak dukungan yang didapatkan maka semakin besar kemungkinan ibu akan bertahan dan tidak menyerah
“Jadi sebenarnya hampir semua ibu tuh mau dan ingin menyusui cuma kalau dikatakan ASI-nya kurang bisa jadi dia tidak mendapatkan dukungan yang tepat di hari-hari pertama karena itu akhirnya produksi ASI tidak mencukupi di awal-awal,” jelas Nia.
Baca juga: Ibu dan Bayi Terpisah karena Covid-19, Ini Tips Menyusui Agar Tak Bingung Puting
SITI HAJAR SUWARDI