Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SUCIWATI tertunduk lesu. Air matanya menetes. Putusan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Rabu pengujung tahun itu benar-benar menohok dirinya. Namun ibu dua anak ini mencoba tetap tabah. Dengan cepat ia menyeka air matanya. ”Meski saya sudah menduga keputusannya seperti ini, saya tetap syok, marah, dan sakit hati,” ujar perempuan 37 tahun ini kepada Tempo.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo