Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Anies Baswedan: Tolong Tunjukkan Kebijakan Mana yang Radikal dari Gubernur DKI

Anies Baswedan merasa tak perlu menjawab tudingan bahwa ia merupakan gubernur yang masuk ke kategori ekstrimisme.

7 Oktober 2021 | 13.05 WIB

Tangkapan layar dari video tayangan langsung di akun YouTube JakLingko saat Gubernur Anies Baswedan menyampaikan sambutan dalam acara Peresmian Integrasi Transportasi Jabodetabek pada Rabu, 29 September 2021. Isitmewa
Perbesar
Tangkapan layar dari video tayangan langsung di akun YouTube JakLingko saat Gubernur Anies Baswedan menyampaikan sambutan dalam acara Peresmian Integrasi Transportasi Jabodetabek pada Rabu, 29 September 2021. Isitmewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkap alasan dirinya tak memberikan izin kepada media internasional mewawancarai dirinya selama 3,5 tahun kepemimpinannya. Menurut Anies, kebanyakan media internasional selalu mengaitkan Kota Jakarta dengan sejumlah isu global, seperti ekstremisme, radikalisme, dan konflik antar-agama. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Anies pun merasa tak perlu menjawab tudingan bahwa ia merupakan gubernur yang masuk ke kategori ekstrimisme. Anies menyebut tudingan itu akan terjawab dengan sendirinya seiring berjalan waktu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sekarang bulan ini sudah 4 tahun. Jawabannya begini, tolong tunjukkan kebijakan mana yang radikal dari Gubernur DKI? Tolong tunjukkan kebijakan mana yang diskriminatif dari gubernur DKI? Tolong tunjukkan kebijakan mana yang tidak mengayomi kepada semuanya. Kalau tidak ada, batalkan semua tuduhan-tuduhan itu,” ujar Anies Baswedan dalam acara Workshop Nasional PAN di Bali, 4 Oktober 2021, yang ditayangkan ulang pada akun YouTube PAN TV. 

Anies mencontohkan salah satu kebijakan yang ia hasilkan, yaitu Biaya Operasional Tempat Ibadah (BOTI). Melalui kebijakan itu, seluruh tempat ibadah di Jakarta mendapat biaya operasional Rp 1 juta per bulan. “Apakah rumah ibadah Muslim, Kristen, Buddha, Hindu, Katolik. Semuanya terima,” tutur dia. 

Selain itu, Pemprov DKI juga memberikan Rp 500 ribu setiap bulan kepada para pekerja di tempat Ibadah tersebut. Menurut dia, berbagai kebijakan itu dikeluarkan untuk membangun persatuan di DKI Jakarta. “Ini membangun persatuan. Membangun perasaan kebersamaan, kesetaraan,” ucap Anies. 

ADAM PRIREZA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus