Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Apa Kesamaan Ennichisai di Blok M dengan Piala Dunia di Rusia?

Apa yang dilakukan Maki Goto di Festival Ennichisai sama dengan yang dilakukan suporter Jepang di Piala Dunia 2018.

2 Juli 2018 | 13.57 WIB

Seorang guru asal Jepang, Maki Goto, menggunakan sumpit untuk memunguti sampah yang ditemuinya di festival budaya dan kuliner Jepang Ennichisai 2018 di kawasan Little Tokyo, Blok M, Jakarta Selatan, Minggu, 1 Juli 2018. Tempo/Imam Hamdi
Perbesar
Seorang guru asal Jepang, Maki Goto, menggunakan sumpit untuk memunguti sampah yang ditemuinya di festival budaya dan kuliner Jepang Ennichisai 2018 di kawasan Little Tokyo, Blok M, Jakarta Selatan, Minggu, 1 Juli 2018. Tempo/Imam Hamdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta – Kesadaran suporter Jepang dan kesediaan mereka menjaga kebersihan viral dari arena Piala Dunia 2018 di Rusia. Tapi Maki Goto, seorang guru asal negeri matahari terbit itu, juga melakukannya di kawasan Blok M Square, Jakarta Selatan, dalam Festival Ennichisai.

Maki Goto, 44 tahun, menghabiskan sebagian waktunya di Indonesia hanya untuk memunguti sampah di sekitarnya. Maki Goto datang untuk Festival Budaya dan Kuliner Jepang Ennichisai 2018, Sabtu dan Minggu, 30 Juni dan 1 Juli 2018.

Maki Goto mengaku sudah tiga hari di Indonesia ketika ditemui di sebuah stan penjual minuman di festival yang digelar di kawasan Little Tokyo, Blok M, Jakarta Selatan, itu. Festival diperkirakan dipenuhi lebih dari 350 ribu pengunjung.

Baca berita sebelumnya:
Area Festival Ennichisai Akan Diperluas 2019

Di stan itu Maki Goto bersama seorang rekannya yang lain. Sementara temannya bertugas melayani pembeli, dia bergerak dengan berjalan jongkok mengumpulkan sampah yang terserak menggunakan sumpit.

Jika sampah terlalu besar ukurannya, maki tak segan mengambilnya langsung dengan tangan."Dari kecil saya sudah diajarkan untuk memungut sampah yang terlihat," kata Maki memberi penjelasan tentang apa yang dilakukannya ketika Tempo singgah di depan lapaknya itu, Minggu 1 Juli 2018.

Maki tidak menegur pengunjung yang membuang sampah sembarangan itu. Namun dia mengungkapkan kalau di negerinya, Jepang, kebersihan lebih diperhatikan. Menurut Maki, memungut sampah baik menggunakan sumpit atau dengan tangan langsung telah diajari sejak kecil.

Baca juga:
Pengendara Keluhkan Perluasan Ganjil Genap Asian Games 
Ini Ciri Pelaku Begal Sepeda Rp 30 Juta di Pondok Indah

"Di Jepang diajarkan juga kalau bersih itu indah, dan ada semboyannya juga tentang kebersihan," ujarnya.

Satu di antara anggota panitia Festival Ennichisai 2018, Alamsyah, mengakui masih banyak pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Padahal, telah di sediakan tempat sampah yang lebih banyak di hari kedua festival. “Pada hari pertama tidak semua lapak pameran menyediakan tempat sampah,” katanya.

Menurutnya, sejak hari pertama festival Ennichisai Maki sudah memunguti sampah dengan sumpit. Langkah itu diharapkan menjadi gerakan dan mampu menyadarkan pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan. "Kami harapkan itu bisa menjadi gerakan agar tidak membuang sampah sembarangan."

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Imam Hamdi

Bergabung dengan Tempo sejak 2017, setelah dua tahun sebelumnya menjadi kontributor Tempo di Depok, Jawa Barat. Lulusan UPN Veteran Jakarta ini lama ditugaskan di Balai Kota DKI Jakarta dan mendalami isu-isu human interest.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus