Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Kutai - Warga Kecamatan Muara Kaman menemukan bangkai seekor pesut mengapung di Sungai Mahakam, tepatnya di Desa Rantau Hempang, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Ahad, 26 Maret 2017. Belum diketahui pasti penyebab kematian mamalia langka itu.
Penemuan bangkai pesut ini diungkapkan seorang anggota Komunitas Save Pesut Mahakam, Henson, yang rumahnya tak jauh dari lokasi kejadian. "Kronologinya, warga ramai berkumpul di dekat sungai dan melihat bangkai pesut sekitar pukul 11.30 Wita," kata Henson kepada Tempo, saat dihubungi dari Samarinda, Ahad, 26 Maret.
Henson yang bekerja di Kota Samarinda memang terbiasa pulang ke kampung halamannya setiap akhir pekan. Ia langsung mencoba mengevakuasi bangkai lumba-lumba air tawar tersebut ke pinggir sungai menggunakan perahu kecil.
"Saya tarik ke pinggir sungai. Sambil menunggu instansi terkait yang berwenang untuk melakukan pemeriksaan," kata Henson.
Untuk penyebab kematian, Henson tidak berani menduga-duga. Ia menyerahkan hal tersebut kepada pihak yang berwenang.
Penemuan bangkai pesut Mahakam ini merupakan kejadian pertama di 2017. Saat ini bangkai pesut telah berhasil dievakuasi ke pinggir sungai dengan kondisi diikat agar tidak kembali hanyut dan hilang. "Pesutnya saya ikat di hilir sungai kampung ini," kata Henson.
Pesut Mahakam merupakan hewan air tawar langka di Sungai Mahakam. Berdasarkan survei terakhir pecinta Pesut, populasinya tak lebih dari 100 ekor pada 2016. Keberadaan hewan langka ini kian tersudut makin ramainya penghuni sungai dan hilir mudik kapal.
Warga Kutai tak mengkonsumsi hewan ini karena keterikatan dengan sejarah. Kebanyakan pesut mati terjebak jala nelayan atau terkena kipas mesin kapal.
FIRMAN HIDAYAT | SAPRI MAULANA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini