Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi menyatakan pencarian korban pesawat Lion Air PK LQP yang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, dihentikan Sabtu 10 November 2018. "Pencarian Basarnas Pusat kami putuskan untuk ditutup hari ini," kata Syaugi di Jakarta Internasional Container Terminal II, Jakarta Utara.
Baca berita sebelumnya:
Hari ke-13 Korban Lion Air, Tim SAR Kerahkan 2016 Personel
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menuturkan perpanjangan masa pencarian telah dilakukan dua kali. Awalnya pencarian korban hanya dijadwalkan selama tujuh hari, lalu diperpanjang menjadi 10 hari dan diperlanjang lagi menjadi 13 hari yang berakhir Sabtu ini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, penghentian pencarian korban oleh Basarnas telah dirapatkan oleh semua pihak terkait. Namun, kata dia, Basarnas Jakarta dan Bandung bakal terus melakukan operasi SAR di kawasan perairan lokasi jatuhnya Lion Air pada 29 Oktober 2018 lalu.
"Kalau ada nelayan atau warga yang menemukan jenazah korban maka bisa laporan langsung ke Basarnas Jakarta atau Bandung," ujarnya. "Mereka juga akan berpatroli di sekitar perairan Karawang."
Baca:
Tim DVI Telah Identifikasi DNA 626 Bagian Tubuh Korban Lion Air
Ia menuturkan hingga hari ini Basarnas telah memindahkan korban Lion Air ke dalam 196 kantong jenazah. Seluruh kantong telah diserahkan ke RS Polri Kramatjati untuk diidentifikasi. "Terakhir kami kirim kemarin satu kantong jenazah ke RS Polri untuk diidentifikasi. Jenazahnya kami temukan pagi," ujarnya.
Menurut dia, pencarian hingga Jumat siang belum membuahkan hasil. Syaugi memohon maaf jika proses pencarian oleh tim Basarnas dianggap belum maksimal. "Kami berharap dari 196 kantong yang diserahkan bisa teridentifikasi 189 orang yang menjadi korban."