Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memutuskan kasus Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara soal ucapan 'Yang gaji kamu siapa' tak memenuhi unsur pelanggaran. Bawaslu memutuskan kasus ini pada Jumat, 22 Februari kemarin.
"Kasus itu tidak memenuhi unsur-unsur pidana," ujar Anggota Bawaslu, Rahmat Bagja di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu, 23 Februari 2019. Putusan Bawaslu ini tertuang dalam surat laporan bernomor 12/LP/PP/RI/00.00/II/2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagja mengatakan ada beberapa pertimbangan Bawaslu memutus kasus ini tak memenuhi pelanggaran kampanye. Pertama, saat kejadian tidak ada ucapan Rudiantara yang mengajak untuk memilih salah satu pasangan capres-cawapres.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Bagja menyebutkan saat kejadian Bawaslu tidak menemukan unsur citra diri, visi misi, atau program kerja salah satu pasangan capres-cawapres yang ditampilkan. "Jadi tidak memenuhi unsur-unsur pidana, baik itu ujaran atau yang lain dari Pak Rudiantara. Secara pidana, loh, ya," kata dia.
Sebelumnya, Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) melaporkan Rudiantara ke Bawaslu pada 1 Februari 2019. ACTA menduga ucapan Rudiantara soal 'Yang gaji kamu siapa' menguntungkan pasangan nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Ucapan Rudiantara soal gaji ASN ini terlontar saat acara Kominfo Next di Hall Basket Senayan, Jakarta, Kamis, 31 Januari. Rudiantara awalnya menanyai audiens, yang merupakan anak buahnya, ihwal stiker sosialisasi Pemilu 2019 yang akan ditempel di kompleks kementeriannya.
Pertanyaan voting Rudiantara soal preferensi desain stiker, apakah nomor satu atau nomor dua, itu sontak memancing sorak sorai pegawai Kominfo. Rudiantara kemudian menyampaikan bahwa voting itu tak terkait dengan pilpres 2019.
Setelah divoting, Rudiantara memutuskan desain yang dipilih ialah yang kedua. Namun, dia lantas memanggil seorang perempuan yang memilih desain nomor dua itu dan menanyai alasannya. Jawaban perempuan itu menjurus ke pilpres 2019.
"Bismillahhirrahmanirrahim, mungkin terkait keyakinan saja Pak. Keyakinan atas visi misi yang disampaikan nomor dua, yakin saja," kata pegawai itu. Jawaban itu disambut sorakan riuh.
Rudiantara menukas, dia berujar pertanyaannya menyangkut desain stiker dan bukan pilpres 2019. Berikutnya, dia memanggil orang lain yang memilih desain pertama. Orang itu kemudian menjawab desain stiker pertama lebih cerah.
"Saya terima alasan yang nomor satu, tapi saya tidak bisa terima alasan nomor dua. Mohon maaf, ibu tidak bicara mengenai desain, terima kasih bu, terima kasih," kata Rudiantara.
Rudiantara mempersilakan dua pegawai itu turun dari panggung. Namun saat mereka sedang berjalan, dia memanggil kembali pegawai yang memilih desain stiker nomor dua.
"Bu, Bu, yang bayar gaji Ibu siapa sekarang? Pemerintah atau siapa?," tanya Rudiantara. Pegawai itu pun menjawab pertanyaan soal Yang gaji kamu siapa. Rudiantara kemudian menimpali. "Bukan yang keyakinan Ibu? Ya sudah, makasih."
SYAFIUL HADI | FIKRI ARIGI