Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Bencana sampah

Sampah yang merupakan bencana nasional, melanda medan. saleh arifin berusaha memeranginya. kemudian masyarakat harus ikut menjaganya. untuk itu perlu dihitung tenaga, peralatan & biaya yang diperlukan.

14 Februari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BUKAN hanya Jakarta. Perkara sampah-menyampah ternyata ssudah ibarat semacam "bencana nasional" juga. Meski tidak menyatakan perang terhadap sampah (barangkali dianggap terlalu muluk atau latah), toh walikota Saleh Arifin sudah lama menjerit-jerit agar sampah yang tertimbun dan membusuk di mana-mana di pelosok kota segera dihalau jauh-jauh. Maklumlah, dibanding dengan suasana beberapa tahun yang lalu, sekarang Medan cukup jorok. Gelar Parijs van Soematera di jaman Belanda dulu, sekarang sudah tak melekat lagi. Kalau musim hujan, tempo dua jam saja, Medan sudah terendam air. Riol-riol banyak yang tumpah. Parit tersumpal sampah. Dan cilakanya lagi, setelah datangnya wabah hujan, jalan-jalan banyak bertambah bopeng. Aspalnya terkelupas. Selama ini jalan ternyata seperti dicet dengan ter. Entah, pemborong yang mengerjakan itu jalan tak mendapat kontrol teliti dari Dinas PU Kotamadya Medan? Kembali ke soal sampah. Anehnya, sebagai "menyambut" seruan walikota agar warganya berteguh hati pada tertib bersih ternyata sampah-sampah makin teronggok di sementara sudut jalan. Ada yang makin menggunung. Setelah cukup busuk baru diangkut. Seperti di Jalan Jati, justru di sana sudah keenakan dijadikan sebagai terminal sampah. Menyolok sekali. Walau di situ ada stasion bus ke Percut dan Batang Kuwis. Dan tak jauh dari sana ada sekolah dan Mesjid Raya Medan Timur. Apakah orang yang bersembahyang dan murid yang belajar di situ sering-sering tutup hidung, wallahu'alam. Garang Saleh Arifin kelihatannya tambah garang mau mengusir sampah. Dan kampanye sampah hampir tak jemunya dicanangnya di berbagai kampung yang dikunjunginya, bersama sang nyonya. Selama ini orang yang menanggulangi sampah di Medan digenggang oleh pemborong. Tapi sejak Saleh jadi walikota, ia segera banting stir. Pemborong dihalaunya. Sekarang urusan ini kembali dipegang oleh Bahagian Kebersihan Kotamadya Medan. "Di Belawan juga sudah kita rombak", kata Amir Hamzah. Kepala Bahagian Kebersihan Kotamadya Medan itu menerangkan, bahwa"kalau masih dipegang juga oleh pemborong berarti Pemda tak punya tanggung jawab". Nampaknya suara ini bukan kecap. Sejak 2 Januari yang lalu di Medan sudah berlangsung operasi bhakti membasmi sampah. Sampai tanggal 14 kemarin sampah yang sudah dibuang ke luar kota sekitar 96 ton. Minggu lalu di daerah Pusat Pasar anak buah Amir Hamzah berhasil menyikat 35 ton sampah. Dan sampai 21 Januari lalu operasi ini berhasil menggulung 1.140 ton sampah di 4 kawasan kecamatan dalam Koamadya Medan. Menurut Amir Hamzah. "produksi sampah per harinya di Medan sampai 300 ton". Sementara itu di daerah Pusat Pasar yang terkenal sebagai tempat perbelanjaan paling jorok dan penuh aroma busuk menghasilkan sampah minimal 120 ton sehari. Kalau sedang musim buah bisa mencapai di atas 150 ton. Itu baru satu tempat saja. Sedangkan di Jalan Jati yang menampung sampah kawasan kecamatan Medan Timur per hari memprodusir sampah 120 ton. Dan jumlah inilah yang harus dibersihkan setiap harinya. Operasi terpaksa berlangsung siang malam. Sementara itu, sejak operasi berjalan pihak Kodam II/ Bukit Barisan juga turun tangan meminjamkan 15 buah truk. Amir mengatakan, bahwa "penanggulangan operasi sampah saat ini berjalan lancar dan sungguh-sungguh". Sehabis itu ia mengharapkan agar masyarakatlah yang akan turut menjaga kebersihan lingkungannya. "Kalau tak kesadaran bagaimana bisa bersikap bersih, ya, seruan-seruan toh tak ada artinya", tambahnya. Tapi Amir juga tak lupa menceritakan aparat yang dibawahinya. Selama ini Pemda cuma memiliki 35 buah truk sampah. Dan karena banyak yang lumpuh (karena rusak), yang bisa dipergunakan hanya 25 buah. Tapi berapa sebenarnya anggaran biaya untuk menanggulangi sampah dalam kota Medan, apa lagi kota ini sudah membengkak sampai 26 ribu hektar lebih? "Saya tidak tahu. Saya orang baru di sini", katanya. Pantas. Menurut dia alat-alat kebersihan untuk Medan perlu dipermodern dan dibutuhkan kendaraan sampai 100 buah. Lima puluh prosen di antaranya adalah dump truck. Tapi kenapa sampah tidak diolah menjadi pupuk atau kompos? "Kesanggupan mengolahnya cuma baru 50 ton sehari. Yang mengolahnya dalam PT Mercu Buana", cerita Amir lagi. Selebihnya terpaksa dibuang ke Belaka dan Ampelas. Sampai hari ini Medan cuma punya 800 orang buruh harian yang bertugas jadi penyapu jalan dan pengangkut sampah. Di antaranya 300 wanita bekerja sebagai tukang sapu dan mendapat upah @ Rp 300 per hari. Sedangkan buruh yang dibutuhkan adalah 2.500 orang. Mungkin karena masih sangkut soal biaya maka penambahan tersebut terpaksa tertunda dulu. Amir saat ini sedang membikin ancer-ancer untuk menyusun berapa retribusi sampah yang cocok dipungut. "Kita terpaksa bikin klasifikasi untuk penduduk di kota dan di kampung. Perkiraannya mungkin antara Rp 300 dan Rp 100, katanya. Ia mengharapkan, dalam penyusunan anggaran yang akan datang biaya untuk menanggulangi sampah atau kebersihan dalam kota hendaknya telah mendapat perhatian serius. "Kalau alat-alat kita sudah modern semua tukang sapu akan kita kirim ke kampung-kampung. Tenaga mereka tetap masih dibutuhkan". Tapi, ketika orang Medan sedang ribut bicara soal sampah justru di sementara daerah pertokoan ada juga orang yang main tangguk rapat. Menyeragamkan tong-tong sampah (dari beton). Dan dari pemilik toko dikutip uang Rp 5.000. Kesempatan? "Itu di luar urusan Dinas Kebersihan. Tapi inisiatif dari kepala kampung di daerah tersebut". kelah Amir. Nah. begitulah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus