Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Seberapa Besar Bisnis Ekspor Pasir Laut

Penambang pasir laut bakal ketiban untung setelah pemerintah membuka ekspor pasir laut.  Ada potensi devisa ratusan triliun.

11 Juni 2023 | 00.00 WIB

Kapal melakukan water salute untuk pemasangan caisson terakhir reklamasi Tuas Port Fase 1, di Singapura, 23 April 2019. REUTERS/Edgar Su
Perbesar
Kapal melakukan water salute untuk pemasangan caisson terakhir reklamasi Tuas Port Fase 1, di Singapura, 23 April 2019. REUTERS/Edgar Su

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Singapura menjadi pasar ekspor pasir laut Indonesia.

  • Ada potensi devisa ratusan triliun rupiah dari ekspor pasir laut ke Singapura.

  • Devisa dari pasir tak sebanding dengan kerusakan ekosistem laut.

SEJAK larangan ekspor berlaku pada 2003, harga pasir laut terus terbenam. Pasarnya tak lagi besar, sementara pasokan berlebih. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pasir Laut (APPL) Herry Tousa memberi contoh, pemilik izin usaha pertambangan (IUP) pasir laut di Pontang, Serang, Banten, hanya bisa menjual pasir Rp 9.000 per meter kubik. Angka itu jauh di bawah harga patokan ekspor pasir laut yang ditetapkan pemerintah pada 2002 sebesar US$ 3 atau sekitar Rp 44 ribu per meter kubik dengan kurs saat ini. "Itu harga sea bed (dasar laut)," katanya pada Kamis, 8 Juni lalu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Bayangan Cuan dari Negeri Singa"

Khairul anam

Redaktur ekonomi Majalah Tempo. Meliput isu ekonomi dan bisnis sejak 2013. Mengikuti program “Money Trail Training” yang diselenggarakan Finance Uncovered, Free Press Unlimited, Journalismfund.eu di Jakarta pada 2019. Alumni Universitas Negeri Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus