Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) masih membahas siapa calon Wakil Gubernur atau Wagub DKI Jakarta yang akan menggantikan Sandiaga Uno.
Penasehat Fraksi PKS di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Triwisaksana menyatakan ada masalah komunikasi antar dua partai itu terkait bursa calon Wagub DKI Jakarta yang masih lowong.
Baca : Bursa Pengganti Sandiaga Uno, Jejak Alotnya Calon Wagub DKI Jakarta
"Ya tidak gampang ternyata komunikasinya. Jadi butuh waktu," kata Triwisaksana di gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis, 4 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski begitu, pria yang akrab disapa Sani ini membantah pembahasan alot. Menurut Sani, kedua partai masih memerlukan waktu untuk menemukan sosok yang tepat. "Cuma butuh satu dua putaran lagi untuk mengerucutkan ini," ujar Sani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia tak menyebut kapan kedua partai memutuskan calon pendamping Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Sebab, tak ada dasar hukum yang mengatur tenggat waktu pemilihan wakil gubernur DKI Jakarta pengganti.
Kursi wakil gubernur DKI Jakarta kosong sejak Sandiaga mendampingi Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019.
Simak juga :
Lulung Banting Setir Caleg DPR, Ichwan Zayadi: Saya Akan Sowan
Dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI 2017, pasangan Anies-Sandiaga diusung oleh Partai Gerindra dan PKS. Dua partai inilah yang berhak mengajukan pengganti Sandiaga.
Beberapa nama disebut bakal diusulkan partai untuk menggantikan Sandiaga sebagai Wagub DKI. Misalnya, dari Partai Gerindra keluar nama Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik dan keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo alias Sara Djojohadikusumo. Sementara dari PKS muncul dua nama, yaitu Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto.