Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Cadangan Nikel Bahan Baku Baterai Mobil Listrik di Indonesia Tahan 30 Tahun

Pasokan bijih nikel bahan baku baterai mobil listrik yang dimiliki Indonesia setara 24 persen dari total cadangan nikel seantero dunia.

25 Mei 2021 | 09.25 WIB

Mobil listrik Opel Manta GSe menggunakan motor listrik yang mampu enghasilkan output 145 tenaga kuda (108 kilowatt) dan torsi 188 pound-kaki (255 Newton-meter). Dengan menggunakan  baterai lithium-ion 31 kWh, memungkinkan sang sedan menempuh jarak maksimal sekitar 124 mil atau 200 km. Foto : Opel
Perbesar
Mobil listrik Opel Manta GSe menggunakan motor listrik yang mampu enghasilkan output 145 tenaga kuda (108 kilowatt) dan torsi 188 pound-kaki (255 Newton-meter). Dengan menggunakan baterai lithium-ion 31 kWh, memungkinkan sang sedan menempuh jarak maksimal sekitar 124 mil atau 200 km. Foto : Opel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia memiliki cadangan nikel untuk memproduksi baterai mobil listrik hingga 30 tahun lamanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ketua Tim Pengembangan Baterai Kendaraan Listrik Agus Tjahajana mengatakan cadangan bahan baku utama baterai kendaraan listrik tersebut dikelola BUMN PT Aneka Tambang (Antam).

"Cadangan nikel yang dapat bertahan hingga 30 tahun untuk menopang bisnis industri baterai listrik di Indonesia," katanya dalam diskusi elektronik di Jakarta pada Senin, 24 Mei 2021.

Agus menerangkan kandungan bijih nikel baik kadar rendah maupun tinggi di bumi Indonesia mencapai 24 persen dari total cadangan nikel dunia.

Maka pemerintah fokus pada pengembangan baterai mobil listrik dan motor listrik. Pemerintah telah mengumumkan pembentukan badan usaha Indonesia Battery Corporation (IBC) pada 26 Maret 2021.

IBC adalah perusahaan patungan dari empat BUMN, yakni Inalum, Antam, Pertamina, dan PLN. Masing-masing memiliki 25 persen saham IBC.

Korporasi pelat merah itu mengelola ekosistem industri baterai mobil listrik yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. IBC akan membangun industri tambang dari bahan baku sampai menjadi baterai mobil listrik.

"Cita-cita kami mendapatkan paling tidak 30 miliar dolar AS menyumbang produk domestik bruto Indonesia dari bisnis ini."

Agus menerangkan dalam mencapai produksi baterai mobil listrik, Antam menargetkan produksi bijih nikel 8,44 juta metrik ton tahun ini, atau naik hampir 100 persen dari produksi 2020 sebanyak 4,67 metrik ton.

BacaPemerintah Akan Percepat Transfer Teknologi Baterai Mobil Listrik 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus