Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Sejumlah sekolah dan kampus menyiapkan protokol new normal belajar di tengah pandemi.
Sekolah dan kampus mewajibkan penggunaan masker, ada juga yang menggunakan face shield.
Sejumlah orang tua menolak anaknya kembali ke sekolah.
DUA puluh tempat cuci tangan dipasang Aceng Solihin di lingkungan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta sepekan sebelum Idul Fitri. Kepala MAN 4 itu mengatakan pemasangan wastafel tersebut merupakan persiapan jika proses belajar dan mengajar di sekolah mulai berlaku kembali pada Jumat, 5 Juni mendatang.
Aceng telah mengeluarkan surat edaran bagi orang tua murid yang isinya menyatakan pendidikan jarak jauh atau pembelajaran secara daring (online) berjalan sampai 4 Juni. “Sesuai dengan pembatasan sosial berskala besar di Jakarta,” ujar Aceng ketika dihubungi, Kamis, 28 Mei lalu. Menurut dia, sekolah akan melanjutkan program belajar dari rumah jika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Anies sudah memperpanjang PSBB untuk ketiga kalinya, mulai 22 Mei hingga 4 Juni. Pemerintah merencanakan pembukaan sekolah masuk fase ketiga penerapan new normal atau normal baru pada pertengahan Juni ini. Belum dibuka penuh, sekolah akan diminta menerapkan sistem shift atau bergantian belajar di kelas.
Mengantisipasi penularan virus corona, pengurus MAN 4 menyiapkan sejumlah aturan. Para murid dan guru wajib mengenakan masker dan dicek suhu tubuhnya sebelum masuk ke sekolah. Aceng masih memikirkan pembatasan di tempat yang menjadi pertemuan banyak orang, seperti kantin. Ada kemungkinan kantin sekolah bakal ditutup atau dibuka terbatas.
Menurut Aceng, sekolah juga mengkaji dua opsi belajar. Pertama, sekolah normal dengan jumlah murid di setiap kelas tetap, yaitu rata-rata 30 orang. Nantinya, setiap meja diberi jarak untuk setiap murid. Kedua, sistem campuran belajar di rumah dan di sekolah. “Jam belajar di sekolah dikurangi setengahnya,” katanya. Di MAN 4, proses belajar-mengajar berlangsung selama pukul 06.30-16.00.
Protokol normal baru di sekolah juga disiapkan Sekolah Menengah Atas Kolese Kanisius, Jakarta. Kepala SMA Kanisius Eduard Calistus Ratu Dopo mengatakan sekolah menyiapkan empat bilik penyemprotan cairan disinfektan dan 50 titik cairan penyanitasi tangan. Para siswa dan tenaga pengajar pun diwajibkan mengenakan masker mulut dan perisai wajah atau face shield.
Kanisius mungkin akan mengombinasikan sistem belajar di sekolah dan di rumah. Ada kemungkinan, dari 24 kelas, setiap kelas hanya diisi sepuluh murid. Sisanya belajar dari rumah. Jam belajar murid pun dikurangi sekitar tiga jam menjadi hingga pukul 12.00.
Namun Eduard menyatakan bisa jadi program belajar dari rumah diteruskan hingga akhir tahun seandainya angka kasus Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 di Ibu Kota masih tinggi. “Sekolah kini tidak normal lagi dan kami tidak mau coba-coba dengan nyawa manusia,” ucapnya. Menurut Eduard, Kanisius juga telah menerapkan pelayanan psikologis bagi siswa yang belajar dari rumah.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo