Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Tewasnya pemuda kulit hitam George Floyd memicu protes besar di Amerika Serikat.
Cina mengesahkan undang-undang keamanan nasional untuk Hong Kong.
Mahathir Mohamad dipecat dari Partai Bersatu, yang dia dirikan.
AMERIKA SERIKAT
Tewasnya Floyd Memicu Protes Besar
Protes besar melanda sejumlah kota di Amerika Serikat atas tewasnya George Floyd, pemuda kulit hitam 46 tahun, pada Senin, 25 Mei lalu, akibat kekerasan oleh polisi di Minneapolis, Minnesota. Sebagian protes berlangsung damai, tapi beberapa lainnya diwarnai kekerasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut New York Times, kasus Floyd bermula dari telepon pegawai toko Cup Foods ke polisi yang melaporkan ada orang yang menggunakan uang kertas US$ 20 palsu. Empat polisi tiba dan menangkap Floyd, tersangka dalam kasus ini. Saat diborgol dan dijepit di tanah, Floyd minta dilepaskan karena tidak bisa bernapas, tapi polisi kulit putih Derek Chauvin terus menahannya dengan lutut menindih leher.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Floyd sempat dibawa ke rumah sakit, tapi nyawanya tak tertolong. Laporan polisi menyebutkan Floyd menyandang klaustrofobia, ketakutan terhadap ruang sempit. Hasil autopsi menunjukkan bahwa efek gabungan dari ketertekanan, potensi pengaruh minuman keras, dan masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, mungkin berkontribusi pada kematiannya. Laporan itu tidak mengungkapkan apa pun yang mendukung pencekikan sebagai penyebab kematian. Benjamin Crump, pengacara yang mewakili keluarga Floyd, diminta mengambil alih tubuh Floyd untuk melakukan autopsi independen.
Rekaman video penangkapan itu tersebar luas dan memicu kerusuhan di mana-mana hingga Jumat, 29 Mei lalu. Gubernur Minnesota Tim Walz menerjunkan Pasukan Garda Nasional untuk mengendalikan keadaan. Walz juga mengeluarkan perintah menangkap Chauvin dan menuntutnya seperti aspirasi para pengunjuk rasa. Wali Kota Minneapolis Jacob Frey menerapkan jam malam. Begitu pula beberapa kota di sekitarnya.
CINA
Kebijakan Keamanan Baru untuk Hong Kong
Parlemen Cina, dalam pemungutan suara pada Kamis, 28 Mei lalu, menyetujui undang-undang keamanan nasional untuk Hong Kong. Undang-undang ini dimaksudkan untuk mengatasi gerakan pemisahan diri, subversi, terorisme, dan campur tangan asing di kota itu.
Rincian undang-undang ini sedang disiapkan dan mungkin akan berlaku mulai September mendatang. Dengan undang-undang ini, menurut Al Jazeera, kegiatan para aktivis dapat diblokir. Pengadilan juga bisa menjatuhkan hukuman penjara yang lama terhadap pelanggaran atas keamanan nasional. Badan-badan keamanan Cina juga dikhawatirkan dapat beroperasi secara terbuka di kota itu.
Undang-undang ini memicu kekhawatiran baru bahwa Beijing akan mengikis otonomi yang selama ini dinikmati Hong Kong di bawah formula “satu negara, dua sistem”. Australia, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat mengecam keras undang-undang itu. Amerika juga akan mencabut status khusus untuk Hong Kong, yang membuka jalan bagi sanksi dan penghapusan hak khusus dalam perdagangan.
Mahathir Mohamad di Putrajaya, Malaysia, 18 Mei 2020. REUTERS/Lim Huey Teng
MALAYSIA
Mahathir Dipecat dari Partai Bersatu
Mantan perdana menteri Mahathir Mohamad dipecat dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia, yang dia dirikan pada 2016. Selain Mahathir, ada empat tokoh partai yang disingkirkan. Pemecatan ini dipicu oleh sikap mereka yang menolak mendukung pemerintahan yang kini dipimpin Tan Sri Muhyiddin Yassin, Presiden Partai Bersatu.
Menurut The Straits Times, pemecatan itu tertuang dalam surat bertanggal 28 Mei. Selain kepada Mahathir, surat itu ditujukan kepada putranya, Datuk Seri Mukhriz Mahathir; Syed Saddiq; Datuk Amiruddin Hamzah, dan Maszlee Malik. Seperti tertulis dalam surat, pemecatan ini dilakukan karena mereka duduk di blok oposisi dalam sidang parlemen pada 18 Mei lalu.
Mahathir menolak pemecatan itu, yang dia nilai tidak sah. “Saya masih ketua,” katanya dalam konferensi pers pada Jumat, 29 Mei lalu, di markas partai. “Tidak ada ketentuan dalam konstitusi (partai) soal tempat saya duduk. Saya bisa duduk di mana saja.... (Duduk dengan blok oposisi) tidak berarti saya telah meninggalkan partai.”
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo