Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Proses kehamilan hingga persalinan Cynthia Lamusu penuh drama. Selain penantian delapan tahun untuk memiliki buah hati, istri Surya Saputra ini juga mengalami sejumlah masalah saat hamil. Salah satunya adalah miom atau tumor jinak yang tumbuh di rahimnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kehamilan saya ini mukjizat karena saya punya kondisi yang unik. Saya hamil dengan miom,” kata dia dalam diskusi “Nutrisi dan Penanganan Tepat Bantu Anak Prematur Tumbuh Optimal” di Jakarta, Kamis, 14 Oktober 2019.
Cynthia hamil anak kembarnya, Atharva Bimasena Saputra dan Ataya Tatjana Aisyah Putri, melalui program bayi tabung pada 2016. Saat itu usianya menginjak 36 tahun, usia yang menurut ilmu kedokteran mulai rawan untuk hamil. Dokter kandungannya juga memperingatkan bahwa hamil kembar risikonya akan dua kali lipat dibanding kehamilan normal, termasuk preeklamsia dan kelahiran prematur.
Pada trimester pertama dan kedua, Cynthia mengaku tidak mengalami masalah. Bahkan ia merasa itu adalah fase tercantiknya. Namun begitu memasuki trimester ketiga, ia mulai merasa perubahan yang tidak biasa.
Pertama, berat badannya naik drastis, ditambah dengan kakinya yang bengkak, dan tensi darahnya meningkat. Cynthia, yang cukup disiplin salama hamil, pun makin berhati-hati. Jadwal kontrol yang harusnya dilakukan dua minggu sekali, ia lakukan setiap minggu. Kekhawatirannya memuncak ketika ia mendapati kenyataan bahwa salah satu anaknya, Bima, tidak mengalami kenaikan berat badan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Rupanya, gangguan pertumbuhan Bima terjadi karena suplai nutrisi yang kurang karena plasenta previa. Kondisi ini bisa terjadi ketika miom membesar dan mendesak janin. Kondisi ini tentu berbahaya bagi janin. Jadi, demi menyelamatkan kedua anaknya, dokter memutuskan melakukan persalinan lebih awal melalui operasi Caesar.
Menurut jadwal, Cynthia seharusnya baru melahirkan pada 7 Desember 2016. “Jadi pada 19 November periksa, denyut jantung baik tapi kaki bengkak sekali dan tensi darah sampai 170. Jadi malam itu juga diopname dan ambil keputusan melahirkan lebih awal,” kata dia.
Kedua anaknya lahir selamat dengan berat badan 2,2 kilogram dan 1,2 kilogram. Tapi seperti bayi prematur pada umumnya, keduanya harus dirawat di neonatal intensif care unit atau NICU. Bima harus dirawat selama satu bulan lebih, sedangkan Ataya hanya dua minggu. Ketekunan Cynthia merawat membuat kedua anaknya tumbuh seperti anak-anak pada umumnya.
“Salah satu solusinya adalah metode kanguru sebanyak mungkin. Selama enam hari di rumah sakit, saya juga tidak mau dijenguk,” katanya.
Cynthia Lamusu juga mengaku punya sistem dukungan yang baik, dari rumah sakit, suami, dan orang-orang terdekat.