Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SELALU saya terkenang akan pasangan setengah teler itu: duduk bermalas-malasan di sofa, mereka berselisih ringan apakah bulan di langit New York itu berwarna ungu atau kuning keemasan. Mereka mencoba berlaku mesra satu sama lain, tapi sia-sia agaknya: keduanya terseret oleh kenangan masing-masing. Si perempuan, Jane, teringat akan suaminya, yang kini dibayangkannya ada di Alaska; si pacar, Marno, merasa tiba-tiba istrinya berada di dekatnya. Lelampuan di barisan pencakar langit di Manhattan itu mengingatkan Marno pada ratusan kunang-kunang di sawah embahnya di desa nun di Jawa. Sedangkan Jane teringat bagaimana ia meninggalkan boneka kesayangannya ketika bertemu dengan si calon suami di high school.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo