Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Daun Kelor Bukan Lagi Penghias Kuburan, Bisnisnya Kian Marak

Penjualan produk-produk daun kelor di internet semakin marak. Pakar pengobatan Cina Ini pun tertarik mencobanya.

12 Oktober 2017 | 18.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kita mungkin sudah akrab dengan pepatah "dunia tak selebar daun kelor". Pohon kelor pun dikenal angker, banyak tumbuh di pemakaman, dan daunnya berguna untuk mengusir jin, setan, sihir, santet, dan ilmu hitam, selain dimasak untuk sayur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tapi tahukah kita tentang manfaat kesehatan yang diambil dari daun kelor? Meski bentuknya kecil, daun kelor memiliki manfaat yang sangat besar bagi kesehatan. Ampas daunnya bila diseduh juga bisa digunakan sebagai masker wajah, yang akan membuatnya mulus dan kinclong. Baca: Daun Kelor, Menangkal Setan sampai Diabetes dan Kolesterol

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena itulah belakangan semakin banyak orang yang menawarkan produk-produk daun kelor di toko-toko dalam jaringan atau online. Bentuknya pun beragam, mulai dari daun kering yang bisa diseduh seperti teh, bubuk, kapsul, sampai stek batang pohon kelor bagi yang ingin menanam. Harganya pun cukup mahal. Bubuk daun kelor misalnya, dijual sekitar Rp 25 ribu per 100 gram atau Rp 100 ribu per 500 gram.

Teh Daun Kelor. TEMPO/Charisma Adristy

Salah seorang yang tertarik memproduksi bubuk daun kelor adalah M. Ferry Wong, yang juga dikenal sebagai pakar pengobatan tradisional Cina. Untuk keperluan ini, Wong menanam sendiri pohon kelor untuk dipetik daunnya dan kemudian dikeringkan dan dibuat bubuk. Baca juga: Penuhi Gizi Balita dengan Daun Kelor, Nutrisinya Sama dengan Susu

Kenapa tertarik berbisnis daun kelor? "Sebenarnya bukan tertarik tapi manfaat daun kelor ini sangat banyak sehingga berguna bagi pasien dalam pengobatan maupun penyehatan tradisional. Dalam praktek sehari-hari, pasien memang disarankan untuk meramu tumbuhan-tumbuhan (jamu) dalam rangka mengurangi keluhan yang dirasakan," jelas Wong.

Saat ini ia hanya punya satu pohon kelor yang bertahan hidup dari enam bibit yang ditanam pada 2016. Lima bibit lainnya diserang hama dan rayap.

"Pohon kelor membutuhkan sinar matahari langsung dan tempat yang cukup panas. Saya ada rencana membuat budidaya pohon kelor di area Bogor, semoga lekas terlaksana tahun depan karena dalam 1 tahun pohon kelor dapat berkembang setinggi 10 meter dari bibit setinggi 1 meter," ungkap Wong.

Pria asal Singkawang, Kalimantan Barat, itu pun menjelaskan manfaat daun kelor yang semakin banyak peminatnya. Artikel lain: Bukan Hanya Daun Kelor, Minyak Biji Kelor juga Sahabat Kecantikan

"Manfaat banyak sekali karena daun kelor mengandung vitamin A, B, C, kalium, kalsium, protein, zat besi, yang secara tradisional berguna untuk meningkatkan imunitas tubuh, kesuburan, melancarkan ASI, dan awet muda. Bahkan sebagian masyarakat percaya daun kelor dapat menangkal hal mistis, seperti menghilangkan kekebalan ilmu tertentu hingga antisantet atau tenung," papar Wong.

Menurutnya, para pasien maupun teman-temannya menyambut baik khasiat daun kelor, bahkan beberapa meminta bibit untuk ditanam. Cara pembibitan ada dua macam, dari biji kelor atau dari batang pohon berdiameter minimal 5 centimeter atau yang sudah tua.

"Produk dalam bentuk teh kelor maupun kapsul sudah banyak beredar di pasaran dan prospeknya cukup bagus," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus