Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Petani menunda menanam padi karena hujan belum stabil.
Defisit neraca beras berpotensi lebih panjang daripada biasanya.
Produksi beras yang berkurang akan berimbas pada harga.
DAMPAK fenomena iklim El Nino diperkirakan masih panjang terhadap pasokan pangan di Tanah Air. Musim kering ini menyebabkan mundurnya masa tanam padi yang akan berimbas pada bergesernya masa panen raya kali ini.
Musim tanam yang biasanya dimulai pada Oktober-November kini mundur ke Desember, bahkan Januari mendatang. Akibatnya, masa panen ikut mundur dari seharusnya dimulai pada Februari bergeser menjadi Maret atau April.
Berdasarkan pantauan Tempo di beberapa sentra produksi padi, petani baru mulai menanam pada bulan ini. Petani di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, misalnya, baru mulai masuk masa tanam setelah wilayahnya diguyur hujan.
"Kami mulai menanam pada pekan lalu," ujar Ismail, petani asal Kecamatan Patampanua, Pinrang, kepada Tempo, kemarin. Ia memperkirakan panen berlangsung pada pertengahan Maret 2024.
Mundurnya masa tanam juga terjadi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Suganda, petani asal Desa Pegagan Kidul, juga baru mulai menanam sekitar dua pekan lalu. Ia mengatakan masa tanam terlambat dibuka lantaran air tidak kunjung masuk ke saluran irigasi.
Metode tanam pun dilakukan dengan penyemaian yang tidak membutuhkan terlalu banyak air. Tujuannya supaya ketika air sudah masuk ke saluran irigasi, ia bisa segera mengolah lahan dan langsung menanam. "Mudah-mudahan tidak kena banjir," kata pria 58 tahun itu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo