Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
WIRO Sugiman, 40 tahun, tiba-tiba melesat bak meteor. Dari sebuah nama ”tak berbunyi”, ia kini menjadi bahan perbincangan kalangan wong cilik di warung-warung kopi hingga para politisi Ibu Kota. Tidak hanya itu, ia pun diwawancarai berbagai media. Semua cerita berpusar pada inisiatifnya untuk memulai pendaftaran sukarelawan yang siap mati syahid membela Presiden Abdurrahman Wahid, sejak Senin pekan lalu. Nama wadah siap mati itu cukup keren: Front Pembela Kebenaran (FPK). Idenya terlontar di kereta api tatkala ia dan rombongan pulang dari Jakarta untuk aksi demo pro-Gus Dur pada 22 Maret lalu. ”Spontan saja ide itu muncul,” katanya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo