Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
JakLingko Indonesia melakukan uji coba terbatas penggunaan kartu dan aplikasi JakLingko atau integrasi pembayaran tiket pada pekan lalu.
Uji coba itu dilakukan di sejumlah halte Transjakarta, stasiun MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan Commuter Line.
Masih ditemukan sejumlah kendala minor dalam uji coba tersebut.
JAKARTA -- PT JakLingko Indonesia melakukan uji coba terbatas penggunaan kartu dan aplikasi JakLingko atau integrasi pembayaran tiket angkutan umum di Jakarta pada pekan lalu. Tes tersebut dilakukan di sejumlah halte Transjakarta, stasiun MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan Commuter Line.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama PT JakLingko Indonesia, Muhammad Kamaluddin, mengatakan uji coba tersebut dilakukan bersama sejumlah stakeholder, yaitu Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, serta Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ). “Aplikasi (JakLingko) hanya bisa login bagi yang nomornya sudah terdaftar,” kata dia kepada Tempo, dua hari lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana meluncurkan sistem pembayaran angkutan umum terintegrasi pada September mendatang. Nantinya masyarakat bisa menggunakan kartu dan aplikasi JakLingko untuk membayar tiket angkutan umum, dari MRT Jakarta, LRT Jakarta, kereta rel listrik (KRL), hingga Transjakarta.
Uji coba terbatas pada pekan lalu dilakukan di sejumlah halte Transjakarta di Koridor 1, Stasiun MRT Jakarta, serta LRT Jakarta. Sesuai dengan namanya, pelaksanaan tes pembacaan kartu dan aplikasi berlangsung sebatas di beberapa palang pintu. Di stasiun Commuter Line, misalnya, uji coba hanya berlangsung di Stasiun Sudirman dan Manggarai dengan masing-masing satu gerbang (gate).
Penumpang menempelkan kartu JakLingko saat menaiki angkutan kota rute Tanah Abang-Tawakal di Tanah Abang, Jakarta. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Kamaluddin menyatakan palang tiket di halte Transjakarta, stasiun MRT, LRT, dan kereta rel listrik (KRL) sudah bisa membaca kartu ataupun kode QR (QR code) dalam aplikasi JakLingko. Waktu pemindaian sekitar satu detik, lalu palang terbuka.
Aplikasi JakLingko, dia melanjutkan, juga sudah bisa menyusun perjalanan. Contohnya, saat dari Monas menuju Stasiun KRL Manggarai, pengguna aplikasi mendapat panduan angkutan umum satu per satu. Pengguna akan diarahkan naik Transjakarta dari Halte Monas dan turun di Halte Bundaran HI. Kemudian, pengguna diarahkan naik MRT dari Stasiun Bundaran HI serta turun di Stasiun Dukuh Atas, hingga melanjutkan perjalanan menggunakan KRL dari Stasiun Sudirman sampai Stasiun Manggarai. “Satu kode QR sudah bisa dipakai di tiga moda transportasi publik itu dan berjalan lancar,” ujar Kamaluddin.
Uji coba akan terus dilanjutkan hingga peluncuran kartu dan aplikasi JakLingko oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada September mendatang. Namun sifatnya terbatas bagi penyelenggara urusan transportasi. Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Yayat Sudrajat, merupakan salah seorang peserta uji coba pada 18 Agustus lalu itu. Dia menjajal menggunakan aplikasi JakLingko untuk membayar karcis Transjakarta, MRT, KRL, dan LRT Jakarta.
Yayat mengatakan tidak ada gangguan dalam uji coba sistem pembayaran karcis multimoda transportasi itu. Namun dalam uji coba tersebut belum diterapkan pengenaan tarif integrasi atau berbasis jarak. “Pemindaian kode QR di gate dan saldo otomatis terpotong,” kata dia.
Yayat masih belum terbiasa menggunakan kode QR untuk membayar tiket angkutan umum. Walhasil, dia perlu waktu tambahan saat berada di palang pintu untuk mengeluarkan telepon seluler dan memindai kode. Hal itu juga bisa saja dialami oleh pengguna lain.
Ketua Dewan Transportasi Jakarta, Haris Muhammadun, ikut menjadi peserta uji coba pada 20 Agustus lalu itu. Menurut dia, gerbang di stasiun MRT bawah tanah tak mulus saat membaca kode QR aplikasi JakLingko lantaran lampu interior terlalu terang. Jadi, ia perlu berulang kali memindai kode QR di gerbang tersebut. “Lampu yang terang itu mengganggu proses pembacaan,” ujarnya.
Haris menilai palang tiket di Stasiun KRL lebih memudahkan pengguna aplikasi JakLingko. Sebab, sensor untuk memindai kode QR terletak agak condong ke depan, sehingga pengguna aplikasi cukup memiringkan telepon selulernya tanpa harus menelungkupkan ponselnya, seperti di gerbang stasiun MRT ataupun halte Transjakarta.
Dia menyarankan agar PT JakLingko Indonesia membentuk tim untuk mengevaluasi sejumlah kendala yang ditemukan dari uji coba terbatas angkutan umum itu. “Pemasangan sistem yang bisa membaca kartu ataupun kode QR JakLingko bisa diperluas secara bertahap ke gate lainnya,” ujar Haris.
GANGSAR PARIKESIT
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo