Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bambang Suryo, mantan perantara judi bola, berhenti dari pekerjaannya karena merasa capek. Menurut dia, uang yang mudah didapatkan dari hasil mengatur skor sepak bola sejak masih menjadi pemain hingga pelatih tidak membawa berkah bagi kehidupannya.
"Saya sudah capek. Dari masih menjadi pemain sampai sekarang hidup jadi makelar," kata Bambang saat wawancara dengan Tempo dalam beberapa kesempatan.
Ia ingin memiliki hidup yang tenang. Selama ini, menurut dia, uang yang didapatnya tidak berkah. "Ada saja kejadian, dari anak sakit atau kenapa. Terus saya pikir sudah saatnya berhenti," ujarnya. (Baca: EKSKLUSIF: Ini Sosok Godfather Judi Bola Indonesia)
Setelah berhenti, mantan pemain yang kemudian menjadi pelatih klub sepak bola ini melaporkan dugaan pengaturan skor pertandingan di Liga Indonesia ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. "Saya bisa saja diam dan membiarkan kawan lain yang seperti saya bekerja mengatur pertandingan. Tapi, coba Anda bayangkan, fan bola berteriak-teriak mendukung timnya, eh, ternyata pertandingannya palsu dan sudah diatur," tuturnya. "Kan, kasihan pendukung." (Baca: EKSKLUSIF: Atur Skor, Siapa Saja yang Harus Disogok untuk Menang?)
Bambang tidak peduli dianggap mencari panggung. Dia mengatakan sudah siap dengan berbagai tudingan yang diarahkan padanya. "Wong, niat saya itu tulus agar ada perbaikan sepak bola di Indonesia," ucapnya. Apabila ada yang akan menunggangi langkahnya itu, dia tidak masalah. "Saya doakan semoga itu demi perbaikan sepak bola."
Baca:
EKSKLUSIF: Sebagian Bandar Judi Berasal dari Malaysia
EKSKLUSIF: Ini Ciri Pertandingan Bola yang Sudah Diatur
Bambang sempat berpindah dari satu tempat ke tempat lain karena mendapat ancaman dan teror setelah membuat laporan ke Mabes. Saat memberikan keterangan kepada media, ia menggunakan inisial BS atau Mr X demi alasan keamanan. Akan tetapi, dua hari setelah Idul Fitri, ia memutuskan siap membuka identitasnya.
"Sekarang waktunya revolusi sepak bola. Bambang Suryo tidak pengecut, tidak munafik," demikian bunyi pesan pendek Bambang kepada Tempo, 19 Juni 2015. "Saya sudah siap 1.000 persen." (Baca selengkapnya di majalah Tempo edisi 27 Juli 2015)
TIM MAJALAH TEMPO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini