Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Gejala Epilepsi Tak Hanya Kejang, Simak Penjelasan Dokter

Kejang bukan satu-satunya gejala yang menentukan seseorang menderita epilepsi atau tidak.

17 September 2018 | 14.10 WIB

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk
Perbesar
Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Penyakit epilepsi atau ayan umumnya ditandai dengan kejang yang terjadi secara berulang. Namun ternyata, kejang bukan satu-satunya gejala yang menentukan seseorang menderita epilepsi atau tidak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca juga: Epilepsi Tak Mempengaruhi Kecerdasan Anak

Dokter ahli syaraf Aris Catur Bintoro menjelaskan salah satu penyebab epilepsi adalah adanya sebuah letupan listrik di otak. "Letupan itulah yang mengakibatkan kejang-kejang pada diri seseorang," kata Aris dalam dalam seminar bertajuk “Seminar Awam epilepsi” di Menteng, Jakarta, Sabtu, 15 September 2018.

Sementara dalam kesempatan yang sama, dokter Irawati Hawari menambahkan selain kejang ada gejala-gejala lain dari penyakit epilepsi. Misalnya bengong juga bisa menjadi salah satu yang menjadi gejala epilepsi. “Tiba-tiba ngobrol terus berhenti, atau pas lagi diem mulutnya ngecap-ngecap atau matanya ke sana-ke sini bisa juga dia senyum-senyum,” jelas dokter yang akrab disapa Ira itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ira melanjutkan, sayangnya gejala yang satu ini sulit sekali untuk dideteksi. Pasalnya, ini biasanya hanya terjadi dalam waktu yang sangat cepat yaitu berkisar dalam hitungan detik saja. “Tetapi intensitas bengongnya sangat sering, sehingga  itu bisa mengganggu sekolahnya," kata Ira.

Bentuk lain dari gejala epilepsi juga ikut disampaikan oleh Dokter Ahli Bedah Syaraf Zainal Muttaqin. Dia mengatakan, gejala ini bisa juga ditandai dengan rasa sakit pada anggota tubuh seseorang, seperti kesemutan hingga sakit perut yang berkepanjangan. Bahkan, ada beberapa gejala yang bisa menyakiti diri sendiri. “kalau pada anak kecil gejalanya bisa sering jatuh, bahkan sampai luka-luka,” imbuhnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus