Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Gerai UMKM di Simpang Temu

Simpang temu CSW saat ini merupakan tempat terintegrasinya moda transportasi Transjakarta dan mass rapid transit (MRT). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang menguji coba simpang temu yang memiliki empat halte Transjakarta dan satu stasiun MRT itu.

5 Januari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pengguna transportasi umum kini memiliki tempat baru untuk sekadar mengganjal perut tatkala lapar.

  • Lokasi baru itu bernama simpang temu Cakra Selaras Wahana (CSW).

  • Simpang temu CSW saat ini merupakan tempat terintegrasinya moda transportasi Transjakarta dan mass rapid transit (MRT).

JAKARTA – Pengguna transportasi umum kini memiliki tempat baru untuk sekadar mengganjal perut tatkala lapar. Lokasi baru itu bernama simpang temu Cakra Selaras Wahana (CSW). Sebenarnya, CSW merupakan singkatan dari Centrale Stichting Wederopbouw, sebuah yayasan yang ditugasi membangun kawasan Kebayoran Baru saat kemerdekaan Indonesia baru berumur dua tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Simpang temu CSW saat ini merupakan tempat terintegrasinya moda transportasi Transjakarta dan mass rapid transit (MRT). Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang menguji coba simpang temu yang memiliki empat halte Transjakarta dan satu stasiun MRT itu. Empat halte Transjakarta tersebut adalah halte Transjakarta CSW 1, halte Transjakarta CSW 2, halte Transjakarta ASEAN, dan halte Transjakarta Kejaksaan Agung. Di sini juga ada stasiun MRT ASEAN.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di lokasi ini, ada gerai Dimsum D’King untuk menyantap dimsum. Warung ini berada di lantai dua halte Transjakarta CSW 2. Pada lantai tiga, pengguna transportasi publik bisa menemukan gerai minuman kopi Jago dan toko pernak-pernik klub kebanggaan Ibu Kota di Persija Pop Up Store.

Mungkin, karena Covid-19 yang masih mewabah dan belum semua kantor mengizinkan karyawannya masuk 100 persen, gerai-gerai itu kurang ramai pembeli. Azril Akbar, pegawai Dimsum D’King, menyatakan gerai tempat dia bekerja beroperasi sejak Rabu, 28 Desember 2021.

Ia mengatakan tingkat penjualan warungnya belum terlalu tinggi. “Posisi stan kami juga terlalu pojok. Jadi, kurang banyak yang tahu. Harusnya ada tempat duduk, walau kebanyakan orang beli take away,” kata Azril, kemarin.

Penumpang berjalan di Halte Centrale Stichting Wederopbouw (CSW), Jakarta, 1 Januari 2022. TEMPO/Hilman Fathurrahman W.

Kondisi tak jauh berbeda dituturkan oleh Teguh, karyawan gerai kopi Jago. Menurut dia, warungnya buka sejak 27 Desember lalu. Karena gerainya masih baru, ia juga belum melihat bagaimana segi keuntungan penjualan minumannya. “Paling ada yang beli pas jam sibuk, berangkat dan pulang kerja saja. Tapi, kalau untuk ramai, itu belum,” tutur Teguh.

Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transjakarta, Angelina Betris, mengatakan perusahaan memang membuka kesempatan bagi masyarakat yang berminat membuka gerai di simpang temu CSW. Caranya dengan mengajukan penawaran, yang pendaftarannya dibuka hingga 20 Januari mendatang. “Stan bagi UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) terbuka untuk siapa pun yang mendaftar. Kami akan lakukan proses seleksi,” ucap Angelina kepada Tempo.

Angelina mengatakan simpang temu CSW akan memfasilitasi UMKM dari sektor makanan, minuman, retail, hingga layanan. Menurut dia, di lantai dua terdapat tiga stan komersial, satu co-working space, dan satu area untuk UMKM. “Stan lantai tiga kami alokasikan untuk dua hingga tiga UMKM,” kata Angelina.

Ia mengatakan penempatan gerai UMKM memperhatikan aspek yang dapat mendukung pelayanan pengguna transportasi publik. Selain itu, PT Transjakarta memperhatikan alur penumpang saat akan masuk atau keluar dari moda transportasi publik. “Kami menempatkan stan melalui perencanaan, analisis, dan kajian,” kata Angelina.

Yang pasti, halte CSW yang dulu horor karena ketinggiannya kini sudah berubah dengan akses serta fasilitas yang lebih baik dan menarik. Pada pintu masuk CSW 2, untuk naik ke lantai satu, terdapat tiga eskalator dan tiga tangga yang disambut dengan pajangan-pajangan mural. Di lantai ini juga terdapat sejumlah spot foto kekinian—dengan latar belakang karya fotografi, lukisan, hingga sejarah Transjakarta—untuk para penumpang yang ingin berswafoto. 

Salah seorang pengunjung, Rani, yang berasal dari Cipulir, menyebutkan datang ke simpang temu CSW untuk sekadar melihat-lihat sembari berfoto bersama temannya. “Keren banget. Cuma bingung jalannya muter-muter. Udah gitu aku sebenarnya takut ketinggian, sih. Jadi, ini keren. Cuma bikin aku tremor,” ucapnya sambil tertawa.

RANDY DAVRIAN IMANSYAH | HELMILIA PUTRI ADELITA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Sunudyantoro

Sunudyantoro

Wartawan Tempo tinggal di Trenggalek

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus