Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Hankook Beri Tips Memelihara Ban Mobil, Terutama Bus dan Truk

Hankook mengungkapkan kerusakan ban mobil terjadi karena beberapa faktor, di antaranya jam penggunaan kendaraan yang terlalu tinggi.

31 Agustus 2020 | 17.58 WIB

Ilustrasi ban mobil. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Ilustrasi ban mobil. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan bus dan truk hingga saat ini masih kerap terjadi di Indonesia. Salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya kesadaran pengendara terhadap kondisi ban mobil.

Ban mobil yang "tidak sehat" dapat berakibat fatal karena menurunkan performa berkendara, antara lain menyebabkan kehilangan kendali atau oleng.

Menurut data Korps Lalu Lintas Kepolisian RI, selama 2 bulan (1 April 2019 hingga 30 Juni 2019) kecelakaan yang melibatkan bus dan truk menyumbang lebih dari 555 kasus.

Menurut President Director Hankook Tire Sales Indonesia Yoonsoo Shin, ban mobil, terutama bus dan truk, kerap mengalami overestimate dari pengemudi karena ban terlihat baik-baik saja. Padahal, sebaik apapun kualitas dan teknologi ban, tidak ada ban yang resisten dari kerusakan.

Umumnya, permasalahan ban mobil disebabkan oleh pemakaian dan perawatan ban yang kurang baik.

“Betul bahwa ban adalah salah satu komponen kendaraan paling penting," ujar Yoonsoo Shin dalam siaran pers hari ini, Senin, 31 Agustus 2020.

Dia menjelaskan ban mobil berfungsi sebagai penopang beban, penerus daya gerak kendaraan, penerus kemudi untuk berbelok, dan pengontrol suspensi. Maka ban juga salah satu komponen yang paling terdampak dari empat fungsi utama tersebut.

Permasalahan pertama, paling umum adalah ban aus. Kendaraan komersial seperti bus dan truk memiliki jarak tempuh dan pemakaian yang tinggi sehingga ban lebih cepat aus.

Perilaku pengemudi turut menyumbang, juga kondisi jalan, dan kondisi tekanan angin. Ban yang aus dapat mengurangi daya cengkeram secara drastis sehingga membahayakan bus dan truk, terutama saat melintas di jalanan licin atau ketika mengerem.

Pengemudi harus memperhatikan ketebalan tapak ban mobil. Jika sudah di bawah batas minimal penggunaan, sebaiknya segera diganti.

Kedua, kempis. Secara alami tekanan angin di dalam ban akan berkurang melalui pori-pori ban serta pentil dengan berjalannya waktu. Jika tidak dilakukan pengecekan dan pengisian kembali tekanan angin secara rutin, ban menjadi kempis.

Faktor lain yang dapat menyebabkan ban kempis adalah tertusuk benda tajam, seperti paku, batu, dan potongan besi.

Para pengemudi bus dan truk perlu mengecek kondisi ban mobil secara rutin dan lakukan pengisian angin berkala, serta tambal ban jika ban bocor. 

Ketiga, permasalahan ban lainnya adalah ban benjol (separation). Permukaan ban yang rata sempurna dapat timbul jendolan-jendolan berisi udara yang jika dibiarkan akan membahayakan pengemudi serta mengganggu penampilan kendaraan.

Hankook mengungkapkan kerusakan ini terjadi karena beberapa faktor, di antaranya jam penggunaan kendaraan yang terlalu tinggi. Maka pengemudi diharapkan selalu memperhatikan tekanan angin ban dan waktu istirahat. Waktu istirahat penting untuk menghindari kelelahan pengemudi dan kualitas ban.

Keempat, ban pecah. Ban mobil pecah seringkali dapat diakibatkan oleh kelebihan muatan yang diangkut oleh bus dan truk dari standar dimensi dan beban yang ditetapkan pabrikan, atau yang dikenal dengan istilah ODOL (Over Dimension Over Load).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus