Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Hati-hati, Sifilis Tak Hanya Menular Melalui Hubungan Seksual

Meski namanya penyakit menular seksual, sifilis tak hanya ditularkan melalui hubungan seks. Ada empat jalur lain, termasuk dari ibu hamil ke janin.

19 Juli 2020 | 17.55 WIB

Ilustrasi vagina. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi vagina. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sifilis atau raja singa termasuk salah satu penyakit menular seksual yang sering ditemui. Meski namanya penyakit menular seksual, sifilis tak hanya ditularkan melalui hubungan seks. Ada beberapa jalur lain yang patut diwaspadai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang bernama Treponema pallidum. Saat bakteri ini masuk ke tubuh, gejala yang muncul antara lain demam hingga luka atau lesi di kulit. Fase penularan sifilis berada pada level tertinggi ketika lesi sudah muncul. Bakteri akan pindah saat orang lain menyentuhnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perpindahan bakteri ini bisa terjadi lewat beberapa cara, yaitu:

1. Kontak seksual

Jalur utama penularan sifilis ialah kontak seksual secara vaginal, anal, maupun oral. Saat seseorang dengan luka siflis di alat kelaminnya melakukan hubungan seksual tanpa kondom, maka bakteri tersebut mudah berpindah ke pasangannya.

Luka siflis bisa muncul di anus, vagina, skrotum, penis, hingga mulut beberapa hari setelah tertular. Bahayanya, orang yang mengidap sifilis sering tidak sadar sehingga penyebaran mudah terjadi saat berganti pasangan seksual.

2. Dari ibu hamil ke janin

Ibu hamil mengidap raja singa bisa menularkan penyakitnya ke bayi yang dikandung. Penyakit ini sangat berbahaya bagi bayi, karena berisiko menyebabkan gangguan pertumbuhan, kejang, hingga bayi lahir dalam keadaan meninggal dunia.

3. Penggunaan jarum suntik tidak steril

Orang-orang yang menyalahgunakan obat terlarang lewat jarum suntik berisiko terkena penyakit menular seksual ini meski tidak berhubungan seksual dengan pengidap sifilis. Penggunaan jarum suntik yang tidak steril juga bisa terjadi pada proses transfusi darah. Namun, itu jarang terjadi karena pendonor biasanya melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu.

4. Bersentuhan langsung dengan luka sifilis

Penularan lewat cara ini memang jarang terjadi. Namun bukan berarti Anda bisa cuek, terutama jika bekerja di bidang medis, seperti di rumah sakit, puskesmas, ataupun fasilitas kesehatan lainnya. Bakteri sifilis pindah melalui luka yang tidak tertutup di tubuh Anda, bersentuhan langsung dengan lesi sifilis.

Penyakit ini tidak dapat menular lewat kontak biasa seperti berbagi makanan atau minuman, berpelukan, berpegangan tangan, bersin, atau batuk. Sifilis juga tidak menular apabila Anda menggunakan toilet duduk maupun handuk yang sama dengan pengidapnya.

SEHATQ

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus