Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Hunian Hotel dan Transaksi Anjlok sampai 80 Persen di Lombok

Penutupan Bandar Udara Internasional Lombok sudah memasuki hari kedelapan, Rabu, 11 November 2015.

12 November 2015 | 01.07 WIB

Penumpang keluar dari terminal keberangkatan di Bandara Internasional Lombok di Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, 4 November 2015. Pihak otoritas Bandara Internasional Lombok sejak pagi tadi menutup sebanyak enam penerbangan tujuan pulau Bali dan
Perbesar
Penumpang keluar dari terminal keberangkatan di Bandara Internasional Lombok di Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, 4 November 2015. Pihak otoritas Bandara Internasional Lombok sejak pagi tadi menutup sebanyak enam penerbangan tujuan pulau Bali dan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Mataram - Kerugian akibat penutupan di Bandar Udara Internasional Lombok yang sudah memasuki hari kedelapan, Rabu, 11 November 2015, diperkirakan mencapai Rp 2,9 miliar. Hitungan itu berdasarkan lalu lintas 70 pesawat dengan jumlah penumpang sekitar 3.000 orang yang biasanya dilayani sehari-hari saat normal.

“Itu nilai kasar perhitungan kami,” kata juru bicara PT Angkasa Pura I BIL, I Gede Eka Sandi, di Praya, Lombok Tengah, Rabu, 11 November 2015. 

Kerugian juga dialami pengelola hotel di Lombok. "Mestinya sekarang ini sedang ramai kegiatan pertemuan nasional, tapi apa daya," ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Nusa Tenggara Barat (NTB) Gusti Lanang Patra. 

Gusti mengungkapkan sebanyak 15 ribuan kamar hotel di wilayah itu hanya terisi sekitar 20 persen. Hunian hanya terjadi di kawasan wisata tertentu yang bisa dijangkau kapal cepat Bali-Gili Trawangan setelah bandara ditutup karena debu vulkanis erupsi anak Gunung Rinjani. “Bisa dikatakan kebanyakan hanya tamu check out yang ada,” tuturnya.

Sekretaris Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Nusa Tenggara Barat (Asita NTB) Jasnawadi Wirajagat memberikan ilustrasi, 500 calon wisatawan batal datang sudah cukup memukul industri pariwisata setempat. Kalau masing-masing membeli paket liburan (hotel-transportasi-pemandu wisata) Rp 2 juta ditambah belanja pribadi per orang Rp 1 juta, kerugian selama enam hari terakhir mencapai Rp 9 miliar.  

Itu seperti keterangan Furqan Ermansyah dari agen perjalanan wisata Kayangan Tours and Travel di Mataram. Dia mengatakan mengalami pembatalan dua kelompok wisata dari Eropa dan Malaysia yang mestinya tiba di Lombok pada Sabtu, 7 November 2015. "Mereka sudah sampai Jakarta tapi tidak bisa lanjut ke Lombok," ucapnya.

Adapun Ketua Asosiasi Ticket Indonesia (Astindo) NTB Johan Olii juga mengungkapkan volume normal 5.000-an tiket penerbangan per hari kini juga merosot, hanya tersisa 20 persen. "Itu hanya mereka yang hendak terbang di luar Lombok,’’ katanya sambil menambahkan bahwa banyak yang melakukan perjalanan melalui darat hingga Denpasar atau Surabaya sebelum terbang ke bandara tujuan. 

SUPRIYANTHO KHAFID

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Zacharias Wuragil

Zacharias Wuragil

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus