Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Permukaan Danau Segara Anak Naik Akibat Erupsi Barujari

Erupsi Gunung Barujari berupa aliran lava menyebabkan kenaikan volume permukaan Danau Segara Anak Gunung Rinjani, di Pulau Lombok.

10 November 2015 | 23.00 WIB

Dua siswa sekolah berjalan dengan latar semburan erupsi Gunung Barujari di Desa Sembalun Lawang, Lombok Timur, NTB, 6 November 2015. Warga yang tinggal di daerah terdekat dengan Gunung Rinjani tetak beraktivitas sepertia biasa dan tidak terpengaruh dengan
Perbesar
Dua siswa sekolah berjalan dengan latar semburan erupsi Gunung Barujari di Desa Sembalun Lawang, Lombok Timur, NTB, 6 November 2015. Warga yang tinggal di daerah terdekat dengan Gunung Rinjani tetak beraktivitas sepertia biasa dan tidak terpengaruh dengan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Petugas vulkanologi di Pos Pengamat Gunung Api Rinjani, Mutaharlin, menyebutkan erupsi Gunung Barujari berupa aliran lava menyebabkan kenaikan volume permukaan Danau Segara Anak Gunung Rinjani, di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

"Aliran lava sudah mengarah ke timur laut Gunung Barujari dan sudah masuk ke Danau Segara Anak dengan jarak sekitar 400 meter," kata Mutaharlin, ketika dihubungi dari Mataram, Selasa (10 November 2015).

Gunung Barujari dengan ketinggian 2.376 meter dari permukaan laut (mdpl) dan berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani meletus pada Minggu, 25 Oktober 2015, sekitar pukul 10.45 WITA, dan hingga saat ini masih mengeluarkan asap disertai abu vulkanik.

Gunung Barujari juga disebut sebagai anak Gunung Rinjani (3.726 mdpl) oleh masyarakat Pulau Lombok karena terbentuk di area Danau Segara Anak Gunung Rinjani pada 1944.

Mutaharlin mengatakan, aktivitas erupsi Gunung Barujari terus berlangsung, bahkan cenderung meningkat karena aliran lava dan suplai magma yang terus-menerus.

Lava yang sudah masuk ke Danau Segara Anak dengan volume yang terus bertambah menyebabkan terjadinya pelimpahan air danau yang berpotensi mengakibatkan banjir bandang di daerah aliran Sungai Kokok Putek di Kabupaten Lombok Utara.

Suhu air Danau Segara Anak, kata dia, juga sudah mengalami peningkatan dari normal 20-21 derajat Celsius meningkat menjadi 36,7-38 derajat Celsius.

Menurut dia, suhu air Danau Segara Anak saat ini memang masih lebih rendah dibandingkan ketika Gunung Barujari meletus pada 1994, yang menyebabkan suhu air mencapai 49 derajat Celsius, sehingga aliran air dari danau ketika itu naik hingga mencapai enam meter melebihi jembatan sungai Kokok Putek.

"Kalau aliran lava terus menerus terjadi pada letusan kali ini tentu suhu air danau akan terus meningkat dan akan mengganggu habitat flora dan fauna di area danau," ujarnya.

Dia mengatakan adanya ancaman bahaya secara tidak langsung dari letusan Gunung Barujari, berupa potensi banjir bandang di Sungai Kokok Putek karena meningkatnya permukaan air Danau Segara Anak, harus disikapi pemerintah dengan memperbanyak sosialisasi kepada masyarakat sekitar daerah aliran sungai.

"Harus diantisipasi betul dengan banyak memberikan pemahaman pada masyarakat supaya tidak kecolongan," katanya.

Mutaharlin juga memaparkan kondisi aktivitas Gunung Barujari hingga Selasa (10 November 2015), masih fluktuatif ditandai dengan tremor menerus dengan amplitudo maksimum 43 milimeter atau lebih rendah dibanding hari sebelumnya sebesar 36 milimeter dengan tinggi letusan 1.400-1600 meter arah dominan ke utara.

"Angin pagi ini agak lemah, jadi suplai asap dan abu vulkanik akibat letusan tidak terlalu cepat, tapi kondisi berubah setiap saat karena aktivitas letusan yang masih fluktuatif," katanya.


ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rully Widayati

Rully Widayati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus