Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Ini Penyebab Air Sumur Warga Tangerang di Sekitar Pabrik Mayora Berubah Warna

Hasil uji laboratorium sumur warga di sekitar pabrik Mayora Indah Jayanti itu, air sumur tercemar bakteri E. coli, mangan, dan deterjen.

5 November 2021 | 13.24 WIB

Saluran limbah PT Mayora Indah Jayanti, Kabupaten Tangerang, pada 23 September 2021 pukul 10.57. Foto Istimewa
Perbesar
Saluran limbah PT Mayora Indah Jayanti, Kabupaten Tangerang, pada 23 September 2021 pukul 10.57. Foto Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Tangerang - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang menemukan penyebab perubahan air sumur warga di sekitar pabrik Mayora Indah Jayanti. Kepala Seksi Bina Hukum Lingkungan DLHK Kabupaten Tangerang Sandy Nugraha mengatakan warna air sumur berubah karena kontaminasi logam mangan yang mudah teroksidasi. 

"Karena kandungan mangannya cukup tinggi di atas ambang baku mutu," ujarnya saat dihubungi Tempo, Jumat 5 November 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Temuan ini berdasarkan hasil uji laboratorium DLHK Kabupaten Tangerang pada air sumur timba warga kampung Gembong Jatake, Desa Gembong, Kecamatan Balaraja. Sumur yang tercemar mangan itu hanya berjarak lima meter dari PT Mayora Indah Jayanti. Skala warna air sumur itu mencapai 96 PtCo, atau di atas baku mutu 50 PtCo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kandungan Mangan terlarut (Mn) cukup tinggi mencapai 1,0355 Mg/L. Kandungan Mangan ini di atas ambang baku mutu 0,5 Mg/L. "Karena mangannya tinggi jika teroksidasi dengan oksigen bisa membuat air berubah warna kekuningan," kata Sandy.

Hasil uji laboratorium juga menyebutkan kandungan bakteri coli pada air sumur juga sangat tinggi. Jauh di atas ambang baku mutu.

Kadar coliform dalam air sumur warga mencapai 230.000 MPN/100ml, jauh di atas ambang baku mutu 50 MPN/100ml. Sementara untuk bakteri E. coli mencapai 45.000 MPN/100ml yang semestinya dalam ketentuan air bersih ambang bakunya seharusnya nol.

"Dengan kadar coliform dan e coli yang tinggi ini bisa dikatakan sumur warga tercemar bakteri E. coli," kata Sandy.

Menurut Sandy, hasil tersebut merupakan hasil uji laboratorium air sumur timba warga di Kampung Gembong Jatake, Desa Gembong, Kecamatan Balaraja. Selain bakteri E. coli, air sumur warga mengandung detergen 0,07 mg/l atau diatas ambang baku mutu 0,05 mg/l.

DLHK Kabupaten Tangerang pada awal Oktober lalu mengambil sampel air sumur warga yang tinggal di sekitar pabrik Mayora Indah Jayanti setelah adanya laporan warga jika air sumur mereka berubah warna dan rasa. Diduga perubahan terjadi akibat tercemar air limbah pabrik.  

Sampel air diambil di dua titik yaitu, sumur timba milik warga di Kampung Gembong Jatake, Desa Gembong, Kecamatan Balaraja yang berada di dekat saluran air yang juga dijadikan saluran pembuangan limbah PT Mayora.

Sampel air kedua diambil dari sumur bor warga kampung Kramat, desa Sumur Bandung, Kecamatan Jayanti yang bersebelahan tembok dengan produsen makanan dan minuman itu.

Hasil uji laboratorium dari dua sumur warga di sekitar pabrik Mayora Indah Jayanti itu, kata Sandi, sumur timba warga di Kampung Gembong Jatake mengandung bakteri E. coli tinggi, mangan, warna dan deterjen. "Terdapat paramater yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 32 tahun 2017 tentang baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air," kata Sandy.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus