Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Inilah yang Terjadi jika Kendaraan Gonta-ganti Jenis BBM

Mesin loyo dan boros adalah dampak nyata dari gonta-ganti jenis BBM.

6 September 2022 | 14.24 WIB

Sejumlah pengendara sepeda motor antre mengisi BBM jenis pertalite di SPBU Krapyak, Kudus, Jawa Tengah, Rabu malam, 31 Agustus 2022. Antrean BBM di sejumlah SBPU di Kudus tersebut terkait rencana pemerintah menaikkan harga BBM jenis pertalite dan solar mulai 1 September 2022. ANTARA/Yusuf Nugroho
material-symbols:fullscreenPerbesar
Sejumlah pengendara sepeda motor antre mengisi BBM jenis pertalite di SPBU Krapyak, Kudus, Jawa Tengah, Rabu malam, 31 Agustus 2022. Antrean BBM di sejumlah SBPU di Kudus tersebut terkait rencana pemerintah menaikkan harga BBM jenis pertalite dan solar mulai 1 September 2022. ANTARA/Yusuf Nugroho

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat sebagian orang beralih menggunakan jenis BBM lain. Padahal, gonta-ganti jenis BBM bisa jadi masalah untuk kendaraan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pertama, setiap mesin punya nilai kompresi yang berbeda. Dilansir dari laman suzuki.co.id, pada umumnya nilai kompresi setiap mesin telah disesuaikan dengan bahan bakar yang ada di pasaran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat gonta-ganti BBM inilah yang mengharuskan mesin akan menyesuaikan kembali kompresinya. Efek buruknya performa mesin loyo, mesin mudah rusak, bahkan sulit dihidupkan.

Kedua, masalah bisa muncul juga karena pengguna sering gonta-ganti merek BBM. Pasalnya, setiap produsen punya konfigurasi yang berbeda. Nah, saat jenis BBM dari produsen yang berbeda dicampurkan, perbedaan konfigurasi inilah yang bisa membuat mesin kaget dan menimbulkan masalah di dalamnya.

Selaras dengan itu, dilansir dari laman astramotor.co.id, seorang peneliti dari Jerman mengatakan penggantian ataupun pencampuran jenis BBM dalam kurun waktu yang singkat tidak akan memaksimalkan performa mesin, utamanya sepeda motor.

Apalagi saat kendaraan yang punya spesifikasi tertentu, seperti harus menggunakan BBM dengan oktan tinggi. Saat BBM beroktan rendah digunakan pada kendaraan spesifikasi tersebut, bakal menimbulkan ‘knocking’ yang tinggi.

Masalah tersebut juga tertaut pada penyesuaian kompresi mesin yang bakal menyesuaikan kembali secara otomatis. Mesin modern memang punya kapasitas ini. Caranya dengan memajukan waktu pengapian mesin. Namun, jika gonta-ganti jenis BBM, dampak buruk lain yang mungkin diterima adalah borosnya konsumsi BBM pada kendaraan.

RAHMAT AMIN SIREGAR

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus