Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bacharuddin Jusuf Habibie belum bisa memejamkan mata kendati jarum jam sudah menunjukkan pukul 01.00. Kamis dinihari, 21 Mei 1998, itu ia gelisah. Perhatiannya terbetot pada layar televisi dan Internet di ruang kerjanya, yang tengah menyuguhkan kegaduhan situasi politik dan keamanan Indonesia. Habibie-saat itu wakil presiden-lelah luar biasa karena hampir 20 jam ia belum beristirahat.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo