Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Juara Shell Eco-marathon, Harga Produksi Mobil Tim UI Capai Rp 400 Juta

Nakoela Team berhasil menyabet juara di ajang Shell Eco-marathon pada Sabtu, 15 Oktober 2022. Berapa biaya produksi mobilnya?

19 Oktober 2022 | 13.32 WIB

Nakoela Team di Shell Eco-marathon. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)
Perbesar
Nakoela Team di Shell Eco-marathon. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Nakoela Team berhasil menyabet juara di ajang balap hemat energi Shell Eco-marathon pada Sabtu, 15 Oktober 2022. Dalam kesempatan itu mereka berhasil menorehkan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang lebih irit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bermain di kategori Prototype, kelas Internal Combustion Engine (ICE), Nakoela Team sukses keluar sebagai pemenang. Tim mahasiswa Universitas Indonesia (UI) tersebut mencatatkan konsumsi BBM 905 km/liter.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun hasil ini belum membuat Nakoela Team berpuas diri. Karena menurut manajer Nakoela Team Rayhan Danendra Wiracalosa, timnya menaruh target awal konsumsi BBM mencapai 1.000 km per liter.

Lebih lanjut dirinya juga membeberkan harga produksi mobil yang membawa Nakoela Team juara di Shell Eco-marathon Asia Pasifik 2022, yakni Keris RVIII. Ia menjelaskan bahwa timnya harus mengeluarkan dana sekitar Rp 300-400 juta.

“Mobil ini kita rancang di harga sekitar Rp 300-400 juta kurang lebih. (Dana itu) untuk merancang seluruh mobil kami sampai bisa jalan, belum termasuk dengan riset,” kata dia saat ditemui di Sirkuit Mandalika.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa biaya paling besar dikeluarkan untuk komponen bodi mobil. Bahkan harga komponen mobil tersebut, jelas dia, lebih mahal dari harga mesin mobil Keris RVIII.

“Komponen yang paling mahal adalah bodi. Bodi (mobil) kami itu kan menggunakan carbon fiber. Sasisnya juga membutuhkan waktu yang cukup lama. Dari segi desain pun harus kami pikirkan matang-matang supaya tidak ada kesalahan manufaktur,” jelas dia.

“Bisa dibilang karbon itu memakan hampir 45 persen biaya kendaraan kami. Semahal itu. (Dibanding mesin) jauh lebih mahal karbon. Komponen kedua (yang mahal) itu biasanya yang membantu mobil untuk bisa jalan, seperti ban, lalu desain agar ban itu bisa nempel dengan mobil, joining, engine-nya, dan transmisinya. Itu semua butuh biaya lagi,” tambah dia.

Sekedar informasi tambahan, Nakoela Team menggunakan mobil Keris RVIII yang dilengkapi dengan baterai lithium ion phosphate 14,4V 2,5Ah. Bobot mobil ini diketahui memakai volume mesin 72,5 cc dengan bobot sebesar 45 kg.

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus