Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Kakek dan Nenek Ikut Tentukan Kesuksesan ASI Eksklusif

Kakek dan nenek menjadi salah satu penentu keberhasilan program air susu ibu atau ASI eksklusif pada enam bulan pertama kehidupan bayi.

30 Agustus 2019 | 15.20 WIB

Ilustrasi menyusui. SpineUniverse
Perbesar
Ilustrasi menyusui. SpineUniverse

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Kakek dan nenek menjadi salah satu penentu keberhasilan program air susu ibu atau ASI eksklusif pada enam bulan pertama kehidupan bayi. Setelah enam bulan, pemberian ASI dilanjutkan hingga usia 24 bulan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Keberhasilan menyusui tak hanya dipengaruhi oleh ibu dan ayah tapi dipengaruhi juga oleh perlindungan dari nenek dan kakek,” kata Ketua Sentra Laktasi Indonesia atau Selasi, Lily Sulistyowati dalam siaran pers Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Jumat, 30 Agustus 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dukungan nenek dan kakek dapat berupa edukasi kepada ibu menyusui, dukungan waktu menjaga bayi, dan menjamin keamanan serta kenyamanan kondisi ibu menyusui.

Dukungan nenek dan kakek dalam hal itu diperlukan, salah satunya untuk menghadapi tantangan kesehatan bayi di Indonesia.

“Menyusui adalah investasi terbaik untuk meningkatkan kesehatan anak. Maka diperlukan perlindungan sosial mulai dari rumah, tempat kerja, dan tempat publik, nenek, kakek, pimpinan kerja, teman, dan kelompok pendukung serta pihak lain untuk keberhasilan menyusui,” kata Lily yang pernah menjabat sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan itu.

Dewi Odjar Ratna Komala, seorang pengusaha sekaligus nenek dari tiga cucu itu, mengaku telah mengenalkan ASI kepada anaknya sejak remaja.

Bahkan, kata dia, ketika anaknya melahirkan, ibu anak tersebut selalu berdiskusi tentang ASI.

“Saya mungkin orang beruntung karena saya tahu tentang ASI, anak saya dua, cucu tiga, semuanya anak ASI. Jadi, menantu maupun anak saya tidak bermasalah ASI-nya karena sejak mereka sebelum hamil sudah saya kenalkan dengan ASI, kita selalu diskusi tentang ASI. Saya suka ajak mereka ke seminar-seminar ASI,” katanya.

Dewi mengaku sering mengajak berkomunikasi dengan cucunya sejak dalam kandungan.

Setelah cucunya lahir, ia membagi tugas dengan suaminya. Dewi bertugas memandikan sang cucu, sedangkan suaminya mempunyai tugas mengajak sang cucu berjemur.

Tak hanya kepada anak dan cucunya, Dewi pun memberikan pengetahuan tentang ASI kepada besan.

Dukungan dari nenek dan kakek dalam memberikan ASI, kata dia, akan memberikan kenyamanan bagi ibu menyusui dan tidak membuat ibu tertekan, sehingga ASI keluar dengan lancar.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus