Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Imam Sugianto menyarankan perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) melakukan pembenahan. Citra PSHT tercoreng dengan kelakuan sejumlah anggotanya di Jember mengeroyok Ajun Inspektur Dua Parmanto yang sedang bertugas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Memperbaiki manajemen supaya kejadian-kejadian ini tidak terulang,” kata Imam Sugianto dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 25 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia berharap, PSHT menjadi perguruan pencak silat yang dicintai oleh masyarakat, “Jangan makin dibenci oleh masyarakat," tutur Irjen Imam.
Perguruan silat PSHT kembali menuai kritik dari publik usai pengeroyokan terhadap sejumlah anggota polisi. Peristiwa ini, kata Imam, bisa memicu terjadinya instabilitas keamanan di Jawa Timur.
Maka dari itu, Imam turut mengajak semua pihak untuk sepakat bahwa kejadian di Jember ini harus dijadikan titik tolak untuk pembenahan di internal perguruan pencak silat.
Polda Jawa Timur telah menetapkan 13 anggota PSHT—dua di antaranya anak-anak—sebagai tersangka pengeroyokan. Para tersangka ditahan di rutan Polda Jatim.
Penyidik, kata Imam, menerapkan Pasal 160 KUHP Jo. Pasal 170 KUHP atau Pasal 212 KUHP, atau Pasal 213 KUHP, atau pasal 216 KUHP Jo. Pasal 55 KUHP.
Pengeroyokan pesilat PSHT terhadap Ipda Parmanto terjadi pada Senin dini hari, 22 Juli 2024. Padahal korban saat itu sedang bertugas mengamankan kegiatan Suroan Agung yang dilakukan PSHT. Akibatnya korban menderita luka di bagian wajah dan harus mendapat perawatan di Rumah Sakit Kaliwates.
Selain Aipda Parmanto, ada empat anggota Polsek Kaliwates yang juga menjadi korban pengeroyokan. Mereka bernama Aiptu Agus Sutikno, Aipda Kusnadi, Bripka Radya, dan Bripka Andre. Peristiwa terjadi di Jalan Hayam Wuruk, Kelurahan/Kecamatan Kaliwates.
Menurut Kepala Kepolisian Resor Jember Ajun Komisaris Besar Bayu Pratama Gubunagi, anggota Polsek Kaliwates itu sedang melaksanakan kegiatan pengamanan dan mendapat informasi ada blokade jalan oleh sekelompok orang sehingga mereka menuju lokasi tersebut untuk memberikan imbauan. "Namun, yang terjadi di lapangan malah petugas dikeroyok para pesilat itu hingga mengalami luka-luka," tuturnya.