Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah Honda, kini Yamaha juga mendapatkan protes berupa petisi yang dibuat oleh akun Fahri Rizal di Change.org, yang menyebutkan ada beberapa pemilik Yamaha Aerox, khususnya banyak member grup di Facebook, keluhkan error dengan kode 12.
Baca Juga: Komunitas Yamaha Aerox Belajar Balap dari Rey Ratukore
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kode 12 tersebut muncul di panel instrumen di bawah speedometer, ketika muncul masalah di sistem injeksi motor Yamaha Aerox 155. Karena mereka merasa sudah cukup banyak yang mengeluhkan masalah tersebut, maka dibuatlah petisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menanggapi hal tersebut, Manager Public Relation PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Antonious Widiantoro mengatakan bahwa sebenarnya tidak perlu sampai membuat petisi jika terjadi masalah pada produk Yamaha
"Silahkan datang aja ke dealer resmi Yamaha. Kita pasti akan layani keluhan konsumen. Karena setiap produk yang kami jual kami berikan garansi sesuai syarat dan ketentuannya," ujar Anton saat dihubungi Tempo, Sabtu 15 Juni 2019.
"Jadi saran saya bagi mereka yang mengalami kendala pada motornya. Silahkan hubungi dan datang ke dealer resmi Yamaha. Pasti akan kami layani," tambahnya.
Anton menyebut Yamaha siap melayanai segala bentuk keluhan konsumen, termasuk yang dipermasalahkan oleh para pemilik Aerox dengan petisi yang diajukan.
Ia juga mengatakan bahwa kerusakan atau eror yang dialami oleh para pemilik Yamaha Aerox tersebut bukan termasuk cacat produksi. Karena itu lanjut Anton mengatakan agar pemilik Yamaha Aerox yang merasa punya kendala pada motornya segera datang ke bengkel resmi Yamaha.
Baca Juga: Garangnya Modif Yamaha Nmax Bermuka Ducati Panigale, Simak Harganya
Makanya Yamaha menjamin kualitas produknya dengan memberikan jaminan garansi kepada konsumen. "Jadi konsumen tidak perlu kuatir. Kami akan layani sesuai dengan syarat dan ketentuan garansi yamaha," ujarnya.
Muhamad Abidin, General Manager After Sales & Motor Sports PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) angkat bicara. Ia menduga kasus tersebut terjadi karena beban kelistrikan terlalu berat dengan adanya modifikasi penggunaan lampu HID atau alarm. Lampu HID/Projector membebani dengan arus besar 5 Amphere sehingga SGCU kerja keras.
Ia menambahkan lebih masalah adalah karena HID menggunakan High Voltage yang diambil dari arus Battery 12 Volt. Menggunakan High Frequency diubah menjadi High Voltage. "Yang berbahaya Frequency yang besar dan bertumpuk yang berdampak negatif/kerusakan menjalar ke komponen kelistrikan yg lain. Di case Aerox, konektor akan menjadi bagian terlemah (umumnya terbakar) dan Rotor terbakar atau Rectifier regulator di SGCU korslet ..maka akan tampil Error 12 di indicator," katanya dalam akun facebook.
Ia menyarankan pemasangan aksesoris di tempat atau bengkel yang sudah berpengalaman.