Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebut kasus pertama cacar monyet mengalami keluhan setelah pulang dari perjalanan wisata ke luar negeri. Pasien itu melancong ke sejumlah negara pada 8 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Perjalanan wisata ke beberapa negara di Eropa Barat," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Senin, 22 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengumumkan kasus pertama cacar monyet atau monkeypox di Indonesia. Pasien adalah laki-laki berusia 27 tahun yang baru melakukan perjalanan ke beberapa negara di Eropa Barat pada 8 Agustus 2022.
Pasien cacar monyet di Jakarta memiliki sejumlah gejala penyakit tersebut, seperti demam, pembesaran kelenjar limpa, dan cacar atau ruam di muka, telapak tangan, kaki, dan sebagian di sekitar alat genitalia.
Menurut Widyastuti, pihaknya menemukan tiga orang kontak erat dengan pasien ini. Kondisi ketiganya baik dan tak mengeluhkan gejala apapun.
Dinas Kesehatan DKI akan memantau perkembangan kondisi pasien dan seluruh kontak erat. "Pasien cukup kooperatif dan terbuka dengan tim kami. Kondisi pasien juga sudah membaik," jelas dia.
Widyastuti menerangkan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta pernah menerima laporan 11 orang diduga terinfeksi cacar monyet pada 20 Mei 2022. Dinas lantas melakukan penyelidikan epidemiologi dan hasilnya negatif.
World Health Organization (WHO) menetapkan cacar monyet sebagai penyakit yang dapat mejadi darurat kesehatan global alias Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) sejak 23 Juli 2022.
Gejala umum cacar monyet antara lain demam, sakit kepala, hingga pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau lipatan paha. Gejala tersebut juga bisa disertai keluhan nyeri otot, sakit punggung, dan lelah berkepanjangan. Ruam pada kulit akan muncul setelah demam selama 1-3 hari.
Baca juga: Riza Patria Sebut Kasus Pertama Cacar Monyet Tinggal di Indekos Jakarta