Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Kecewa Sabdaraja, Abdi Dalem Kembalikan Gelar Keraton

Karena kecewa terhadap isi sabda raja I dan II, seorang abdi dalem mengembalikan surat kekancingan sebagai abdi dalem.

7 Mei 2015 | 21.42 WIB

Sejumlah abdi dalem Kraton Yogyakarta menonton bersama siaran langsung pelantikan presiden Joko Widodo di Pecaosan Regol Butulan Tamanan, kompleks Kraton Yogyakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/Suryo Wibowo
Perbesar
Sejumlah abdi dalem Kraton Yogyakarta menonton bersama siaran langsung pelantikan presiden Joko Widodo di Pecaosan Regol Butulan Tamanan, kompleks Kraton Yogyakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/Suryo Wibowo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan Kepala Kejaksaan Negeri Yogyakarta, Kardi, mendatangi Ndalem Yudhonegaran Yogyakarta, Kamis 7 Mei 2015. Selain menyampaikan uneg-unegnya berkaitan dengan kekecewaannya atas isi Sabdaraja I dan II, yang disampaikan Raja Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Sultan Hamengku Buwono X, dia mengembalikan surat kekancingan, yang merupakan penanda yang bersangkutan adalah abdi dalem. “Karena Ngarso Dalem sudah mengubah gelar dan namanya. Saya hanya orang kecil,” kata Kardi dengan mata berkaca-kaca.


Dia mendapat  nama abdi dalem Mas Wedana Nitikartya, yang merupakan abdi dalem wedana pada 31 Agustus 2011. Saat itu, Kardi masih menjabat menjadi Kepala Kejaksaan Negeri Yogyakarta.


Surat kekancingan tersebut diterima Penghageng Tepas Danartopura (Bidang Keuangan) Keraton Yogyakarta, Gusti Bendara Pangeran Haryo Cokroningrat. “Yang bersangkutan mengembalikannya secara ikhlas, karena ada sesuatu yang salah di keraton. Kami menerimanya,” kata Cokroningrat.


Konsekuensinya, Kardi kehilangan hak-haknya sebagai abdi dalem, meliputi gelar serta tidak mendapat honor sebagai abdi dalem. Namun apabila Kardi meminta kembali, maka kekancingan tersebut akan diberikan lagi. Hingga saat ini, baru satu orang abdi dalem yang mengembalikan surat kekancingan.


“Kalau semua abdi dalem mengembalikan, keraton kosong. Karena mereka tidak berhak masuk keraton (untuk mengabdi) lagi,” kata Cokroningrat, adik Sultan yang juga kecewa dengan kedua Sabdaraja tersebut.


PITO AGUSTIN RUDIANA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LN Idayanie Yogya

LN Idayanie Yogya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus